Ini adalah contoh makalah KEWIRAUSAHAAN yang di tugaskan oleh
guru saya, tema makalah ini ‘PENGEMASAN’ semoga contoh makalah ini berguna
untuk anda ^^
Konsumen kini lebih banyak membutuhkan waktu untuk memilih produk yang
dicari, karena merek produk semakin banyak untuk satu jenis produk tertentu
saja, seperti: produk sabun mandi di rak-rak toko/swalayan sudah puluhan
jenisnya, minyak goreng branded ada lebih 30 merek dapat dijumpai konsumen di
rak-rak supermarket. Belum lagi merek air minum sudah lebih 50 merek dapat dijumpai konsumen di
pasar. Begitu pula untuk sabun cuci deterjen ada puluhan merek yang dipajang di
swalayan untuk menarik minat konsumen. Apa yang membedakan produk satu dengan produk yang lain? tidak lain adalah merek, dan kemasannya. Memang
kemasan kini disadari oleh produsen bukan lagi hanya memiliki fungsi melindungi
dan membungkus produk. Persaingan produk yang semakin ketat di pasar
mengharuskan produsen untuk berpikir keras meningkatkan fungsi kemasan untuk
dapat memberikan daya tarik kepada konsumen melalui aspek artistik, warna,
grafi s, bentuk maupun desainnya. Banyak konsumen yang membeli secara sadar akan suatu produk karena tertarik
pada suatu produk karena alasan warna, bentuk dari kemasan. Belum lagi konsumen
yang membeli karena impulse buying, garagara menariknya desain, atau bentuk
kemasan suatu produk. Sehingga kemasan menjadi sangat efektif untuk mendorong
konsumen membeli suatu produk.
Melalui kemasan produk tersebut kesan (image) produk juga dapat
dibentuk misalnya image sebagai produk yang kukuh, awet, mewah atau tahan lama.
Sehingga konsumen akan memilih produk tersebut karena sesuai dengan
syarat yang akan dibeli misalnya produk yang tahan lama, tidak mudah rusak dan
terjaga kualitasnya.
Konsumen sering kali membeli suatu produk tidak untuk segera dikonsumsi
tetapi untuk persediaan, sehingga ia membutuhkan produk yang terlindungi secara
baik isinya, dari kerusakan, berkurangnya isi dan pengaruh cuaca. Dari sisi
distribusi, kemasan juga memegang peranan penting karena dengan kemasan produk
akan mudah disusun, dihitung, ditangani dan disalurkan secara lebih baik dan
cepat. Kemudahan dalam distribusi menjadikan kemasan didesain tertentu dan
dengan ukuran yang mudah untuk dipindahkan dari suatu tempat ke tempat lainnya.
1. Bentuk pengemasan
Berbagai macam bentuk bahan kemasan bisa ditemukan dipasar dewasa ini
antara lain: Envelopes, pouches, bags, carton, box, bottle, jar, vial,
barrel,drum, overwrap, sleeve, blister, strip dan lain-lain. Barang
konsumsi umumnya dikemas dalam bentuk kemas unit, sebagai bentuk yang praktis
dan ekonomis dalam praktik. Umumnya, kemas unit distribusikan dalam bentuk
kelompok dengan cara over wrapping. Barang industri terutama dikapalkan secara
bulk dengan alat bantu barrel, drum, jerrycan atau tanki dan lain-lain.
a. Persayaratan dari suatu pengemasan:
1. Kemasan harus bisa mewadahi produk
2. Kemasan harus bisa melindungi produk
3. Kemasan harus bisa menjual produk
Informasi yang diharapkan bisa ditampilkan kemasan adalah sebagai
berikut.
- Deskripsi singkat dari produk.
- Indentitas brand name.
- Nama dagang.
- Perusahaan, logo, dan nama produsen.
- Isi, berat atau volume.
- Petunjuk pemakaian.
- Ilustrasi yang menggambarkan produk.
- Harga.
4. Biaya yang minimal secara keseluruhan
2. Klasifikasi Bahan Pengemasan
Bahan pengemasan klasifikasinya lebih dititikberatkan pada bahan bakunya
yang dipergunakan untuk membuatnya, bahan baku yang dipergunakan untuk
membentuknya adalah terutama, kertas, paperboard, cellophane, plastic, logam,
glass, kayu, tekstil dan sebagainya.
Bahan baku tersebut tidak selalu dipergunakan dalam bentuk tunggal
tetapi sering dalam bentuk kombinasi seperti kertas dilapisi plastik,
cellophane dengan plastik dan aluminium foil. sering juga klasifi kasi
didasarkan pada bentuk seperti fl exible packaging ataupun rigid
packaging.
Cellophane merupakan produk lama yang digunakan sebagai bahan
pengemasan, dan banyak digunakan dengan dikombinasikan dengan bahan plastik
lainnya. sebagai akibat pertimbangan ekonomis, pemakaian cellophane, makin
berkurang dan digantikan bahan plastik lainnya antara lain adalah Oriented
Polypropylene Film.
Synthetic Plastic pemakainya terus meningkat dalam bentuk fi lm, sheet,
blow molded bottles, injection molded container, produk extrusion laminasi,
stretch fi lm and foam product. Logam digunakan dalam bentuk two pieces dan
three pieces steel dan aluminium can, tube logam, aluminium foil drum, dan
lain-lain. produk kayu digunakan dalam pengemasan dalam bentuk carton boxes,
barrel dan frame kayu.
Tekstil digunakan dalam bentuk kantong dari kain dan kantong anyaman
dari jute atau kapas. sering juga masih digunakan komposite material yang agak
sulit diklasifi kasikan.
Kertas dan paper board serta logam masih memiliki peran yang stabil di
bidang pemasaran bahan pengemasan. Plastics mulai meningkat perannya sedang
glass agak berkurang aplikasinya.
3. Prinsip Pengemasan
Banyak prinsip yang diterapkan terhadap pengemasan, yang kemudian dapat
diartikan pada beberapa fungsi dan aplikasi, prinsip atau yang dapat kita garis
bawahi adalah:
”Pengemasan dapat dianggap sebagai suatu bagian dari proses produktif
dan aspek ekonomi dari produksi dan tidak bisa hanya dianggap hanyalah sebagai
suatu kegiatan produksi saja,tapi harus memerhatikan juga kegiatan operasi
lainnya yang diperlukan sebelum produk sampai kepada pelanggan. Hanya dengan
cara ini keseimbangan antara beberapa factor yang diperlukan yang terkadang
saling berlawanan dapat dicapai.”
Prinsip ini harus diselesaikan dan dicapai untuk bisa mendapatkan nilai
tambah, yang diharapkan. Pengemasan untuk produk baru, harus dipikirkan dan
dianalisa sedini mungkin adalah terbaik pada tahap mendesain produk yang akan
dipasarkan. Bahkan sering kali, proses pemikiran tentang pengemasan, termasuk
kreasi atau type baru bahan kemasan, dianggap sebagai masalah yang terpisah
dari proses produksi. Hal ini merupakan anggapan yang tidak tepat, dan
seharusnya masalah pengemasan tersebut, harus diintegrasikan dalam proses
produksi dan kegiatan lainnya termasuk pemasaran, untuk mendapatkan hasil yang
optimal dalam kegiatan bisnis.
Banyak contoh terjadinya hal yang tidak diinginkan akibat cara berpikir
yang demikian tersebut. Salah satu contoh dapat kami kemukakan dalam penempatan
salah satu cairan pestisida untuk pertanian untuk keperluan pertanian.
Kebetulan bahan utama dari produk tersebut bisa dilarutkan pada beberapa solven
dan tentunya pilihan utama jatuh pada pelarut yang termurah, dalam hal ini
kemudian bahan kemasannya dipilih, dan pilihannya jatuh pada kemasan kaleng,
karena kemasan ini cukup kuat, dan dapat diangkut pada jarak jauh, dan tidak
kuatir rusak. Kemudian ditemukan banyak komplain, bahwa produk tersebut
menyebabkan karatan pada kaleng, dan menimbulkan masalah pada pelanggan.
Oleh karena produk tersebut juga bersifat racun, sedangkan jalan yang
dilalui produk tersebut dalam pengangkutan agak jelek, penggunaan wadah dari
gelas cukup punya risiko, dan disarankan untuk menggunakan kemasan dari
plastik. Kemudian ditemukan bahwa beberapa plastik tertentu tidak kompatibel
dengan solven yang digunakan, karena akan terjadi peresapan dari solven
terhadap plastik, hingga terjadi kebocoran. Perlu dicari plastik yang tahan
terhadap peresapan solven tentunya dengan harga yang optimal.
Terlihat di sini bahwa untuk mendapatkan hasil yang optimal, persoalan
pengemasan harus direncanakan sejak awal kegiatan dalam konteks yang berbeda
bisa diambil contoh tentang alat listrik dan mekanik yang sering kali
memberikan kesulitan pada packaging-desainer untuk merancang bahan kemasannya
tetapi bila perencanaan pengemasan sudah dipikirkan sejak awal yaitu pada saat
rancang bangun, dengan demikian penempatan produk bisa disesuaikan dan bahan
kemasan yang diperlukan menjadi sederhana, murah
dan memuaskan.
hal yang perlu dimasukkan dalam perhitungan terutama:
a. Fakta tentang produk,
b. Fakta tentang cara distribusi,
c. Pemikiran tentang pemasaran.
Fakta mengenai produk, termasuk hal yang berpengaruh terhadap kestabilan
produk dan cara proteksi yang diperlukan, agar tidak terjadi kerusakan produk
dalam konteks kerusakan produk, termasuk di dalamnya kerusakan yang diakibatkan
uap air, gas oksigen, karena sifatnya yang merusak akan menentukan proteksi
yang diperlukan, selanjutnya yang juga berpengaruh adalah bentuk fi sik dari
produk gas, liquid, padat, dan sifat yang korosif, mudah menguap atau secara
kimia aktif dalam kondisi tertentu akan
bersenyawa dengan produk lain.
Aspek pemasaran perlu diperhatikan juga, bagaimana unit dari sale sedang
untuk consumer goods dan engineering item, berat dari produk mendapat
perhatian. Faktor tentang metode distribusi harus dikaitkan tentang hambatan
yang kemungkinan akan ditemukan pada setiap tahap dari perjalanan produk dari
pabrik sampai kepada konsumen terakhir.
Sebagai tambahan perlu diperhatikan hambatan dalam distribusi dan agar
perhatian harus ditekankan pada keperluan pada setiap tahap misalnya apakah
produk tersebut diatur dalam palet atau akan diatur secara bertumpuk baik dalam
gudang maupun dalam transportasi.
Faktor pemasaran, termasuk di dalamnya citra yang bisa diberikan oleh
produk, type dari penjualan eceran, harga dari produk secara keseluruhan yang
diharapkan bisa dijual, faktor lainnya adalah, identifi kasi produk, cara
pemakaian dan pack desain dari uraian di atas dapat disimpulkan sebagai
berikut.
a. Kemasan harus dapat menjual apa yang diproteksinya dan harus
memproteksi apa yang akan dijual.
b. Kemasan mencakup:
- Proteksi terhadap produk,
- Biaya minimum secara menyeluruh,
- Sales appeal.
c. Kemasan yang efektif harus mencakup:
- Produk,
- Distribusi,
- Aspek pemasaran.
Dari uraian di atas terlihat adanya tekanan dari beberapa aspek dan
kepentingan terhadap kemasan hal tersebut merupakan prinsip umum yang perlu
ditaati. Selanjutnya, perlu didalami lagi apa yang dapat dicapai melalui
pengemasan yang efektif.
• Fungsi Penyatu
Fungsi dari bahan kemasan secara prinsip adalah mewakili produk tetapi
bila ditinjau dari aspek lain bisa berfungsi lain
• Kompatibilitas
Kemasan ini bisa kompatible dengan produk, ada dua faktor yang harus
diwaspadai ialah pengaruh bahan kemasan terhadap produk dan pengaruh produk
terhadap bahan kemasan.
• Penyimpanan
Bila memerhatikan prinsip bahwa kemasan harus bisa menyimpan produk
tetapi dengan mengantisipasi faktor waktu, kemasan harus bisa menambah
kestabilan dari produk pada batas kedaluarsa yang dibutuhkan dan daya penyimpan
dari kemasan terhadap produk harus diartikan fisik maupun kimia, pengertiannya
pada batas waktu yang dibutuhkan, kemasan tersebut tahan terhadap guncangan mekanis,
static loads selama dalam penimbunan dan pengaruh iklim. Bila kemasan tersebut
adalah returnable atau memiliki nilai penggunaan kembali maka faktor ketahanan
penyimpan adalah penting..
• Pemisahan
Pemisahan adalah tindakan penjagaan atas terjadinya gerakan di dalam
kemasan, agar produk tidak rusak.
• Clearance
Cara lain untuk mendapatkan proteksi terhadap produk ialah mengusahakan
adanya clearance antara produk dengan sisi maupun ujung dari kemasan, dengan
cara ini kemasan akan menahan tekanan dari luar dan tidak meneruskan kepada
produk. Untuk material clearance biasanya digunakan potongan kertas, sebuk
gergaji ataupun potongan expanded polystyrene, cara ini tepatnya agak murah,
dan tidak selalu dapat diaplikasikan. Berat, bentuk, dan sifat fragility dari
produk merupakan faktor yang menentukan cara proteksi yang bisa diterapkan.
Dalam menerapkan cara ini perlu hati-hati jangan sampai menempatkan produk
terlalu dekat dengan sisi dari kemasan.
• Positioning
Hendaknya menempatkan produk dalam posisi yang tetap, sebagai contoh
penempatan mainan anak-anak, jangan sampai terjadi kerusakan pada produk.
Positioning bisa dibantu dengan elastic dan atau benang dan tempatkan secara
ketat mengukuti bentuk kemasan.
• Support
Kemasan harus bisa memberikan support pada produk yang dikemas,
peralatan yang fragile bila ditempatkan secara statis tidak ada masalah tetapi
memerlukan support dalam transit.
• Distribusi Berat
Produk yang dikemas seyogyanya beratnya diatur secara merata sebagai
aspek dari conditioning alasannya untuk mendistribusikan berat secara baik
dengan tujuan untuk memudahkan handling.
• On Abrasi
Proses abrasi adalah kegiatan negatife namun demikian tetap perlu
diperhatikan cara untuk menghindarkan abrasi tergantung dari pemakaian produk
yang akan dikemas, salah satu cara ialah melapisi produk yang akan dikemas
dengan polietilen atau kertas, efisiensi dari suatu kemasan untuk bisa
menyimpan produk dengan baik adalah tergantung daripada penutupnya. harus bisa
dibedakan antara single use container dan multiple use container. Penutup
kembali suatu kemasan, harus didesain dengan baik agar tidak sulit menutupnya.
kemas fl exible seperti sachet, pouches dan bag dapat ditutup kembali dengan
penutup khusus. Ekspor tradisional dari negara Asia yang tadinya dalam bulk
akan beralih ke retail pack, berarti kebutuhan pengembangan keterampilan teknis
dan pengetahuan dalam pengemasan untuk daerah perlu dipercepat, salah satu yang
perlu mendapat perhatian di dalam pengemasan adalah peran mesin pengemasan,
baik yang sederhana maupun yang canggih, pemakai mesin lebih memprioritaskan
pada hal-hal sebagai berikut.
- Dapat diandalkan
- Otomasi
- Flexibilitas (mudah merubah operasi, sesuai kebutuhan)
- Mudah dioperasikan
- Mudah dirawat
Beberapa hal yang perlu digarisbawahi dalam perkembangan pengemasan dan
kemasan dewasa ini adalah:
- Material dengan bahan dasar petrokimia, akan mendapat peran pada
perkembangan bahan kemasan, trend tersebut telah berkembang pada beberapa tahun
terakhir, dan masih terus berlanjut untuk tahun-tahun yang akan datang. Umumnya
perusahaan pengemasan telah mengembangkan teknik pengemasan termasuk di sector
plastik.
- Produksi dari aseptic produk untuk masa mendatang akan mengurangi
kebutuhan ruang pendingin serta peralatannya. Kemasan aseptic perkembangannya
perlu mendapat perhatian untuk masa mendatang, keberhasilan produk kemasan akan
ditentukan oleh pandangan konsumen terhadap produk ini, termasuk kemampuan dan
edukasi dalam penggunaan teknik dan produk tersebut.
- Peningkatan penggunaan wadah plastik dalam menggantikan glass perlu
mendapat perhatian.
- Kemasan fleksibel aplikasinya akan meningkat, terutama pemanfaatan
multilayer fi lm.
- Usaha mereduksi biaya pengemasan, ditingkat melalui fungsi bahan dan
tidak dengan menggunakan material yang murah.
4. Product Assesment
a. Bentuk Fisik
• Gas
• Padat atau cair
• Cairan kental atau encer
• Pasta
• Bubuk
• Granul
• Tablet atau kapsul
• Blok padat
b. Alamiah
• Mudah berkarat
• Beracun
• Mudah terbakar
• Berbau
• Mudah basi
• Lengket
• Mudah pecah/getas
• Kasar
• Mudah tergores
c. Kerusakan bisa terjadi karena:
• Bantingan mekanis.
• Getaran
• Gesekan
• Perubahan suhu
• Perubahan kelembapan, oksigen, bau, cahaya, kerusakan
• Ketidakcocokan material, hama tikus, serangga
5. Kerawanan dalam jalur distribusi
a. Kerawanan mekanisme
• Jatuh : Posisi, ketinggian, jenis lantai
• Benturan : Dengan kemasan yang sama dan serupa, sama bahan, beda
bahan. Dengan dinding kendaraan, dok dsb.
• Getara : Dengan atau tanpa beban tumpuk
• Tekanan : Pada penumpukan, ikat jaring, dsb.
b. Kerawanan cuaca
• Kebasahan : Air hujan, uap air laut, kondensasi
• Kelembapan : Kehilangan atau penambahan kelembapan
• Karat
• Perubahan fisik
• Suhu : Menyebabkan cair/mencair
• Pemisahan emulsi
• Menjadi getas
• Kerusakan fisik
6. Kemasan kardus
Kemasan untuk produk, selain berupa kemasan per satuan juga ada kemasan
paket semacam kardus. Kita tidak boleh melewatkan kemasan kardus ini dari
perhatian. Walaupun konsumen secara langsung tidak melihat kardusnya, tapi saat
pengiriman atau bila kardus tersebut digunakan penjual untuk display
produk-produk kita, maka sebuah kardus akan sangat efektif digunakan sebagai
media pemasaran, seyogyanya dalam kardus hendaknya beberapa hal sebagaimana
tersebut di bawah ini.
a. Identitas Produk.
b. Jumlah atau ukuran produk.
c. Jenis dan nama produk.
d. Nama dan alamat pabrik
e. Bahan dan tanggal pembuatan kardus.
7. Tata cara pengemasan/pembungkusan produk
Cara mengemas atau membungkus barang dapat dilakukan dengan menggunakan perlengkapan
pembungkus berupa
a. Kertas
b. Plastik
c. Karton tipis
d. Karung
e. Kardus
f. Aluminium foil, dan lain-lain
Pembungkusan dapat dilakukan dengan menggunakan perlengkapan lembaran
kertas dan plastik datar (flat), kemudian menempatkan barang di atas
kertas atau plastik dan melipatnya sesuai dengan keadaan barang, atau
menggunakan kertas plastik yang sudah dibuat menjadi kantung, sehingga barang
tinggal dimasukkan ke dalam kantung kemudian ditutup dengan menggunakan alat
penutup khusus seperi kertas atau plastik berlem, stapler, alat penutup
elektronik (electronic sealed tool) dan sebagainya.
Pembungkusan barang-barang itu perlu dilakukan dengan baik dan dengan
cara tertentu tergantung jenis barang yang akan dibungkus. Dengan terbungkusnya
barang secara rapi maka pembeli tidak akan risi untuk membawanya, alat
pembungkus sering kali pula merupakan media promosi, jika pada pembungkus
tersebut dicetak nama atau logo perusahaan. Walaupun barang-barang yang dari
pabrik atau pemasoknya sudah dibungkus pada saat penjual di toko menyerahkan
barangnya pada pembeli sering kali diserahkan dengan pembungkus tambahan berupa
kantung plastik atau kantung kertas tebal untuk kemudahan membawa. Pembungkus
kedua tidak dapat dikategorikan sebagai pengepakan tetapi disebut juga kemas
akhir.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar