Maret 11, 2012

contoh makalah kewirausahaan


Ini adalah contoh makalah KEWIRAUSAHAAN yang di tugaskan oleh guru saya, tema makalah ini ‘PENGEMASAN’ semoga contoh makalah ini berguna untuk anda ^^





Konsumen kini lebih banyak membutuhkan waktu untuk memilih produk yang dicari, karena merek produk semakin banyak untuk satu jenis produk tertentu saja, seperti: produk sabun mandi di rak-rak toko/swalayan sudah puluhan jenisnya, minyak goreng branded ada lebih 30 merek dapat dijumpai konsumen di rak-rak supermarket. Belum lagi merek air minum sudah lebih 50 merek dapat dijumpai konsumen di pasar. Begitu pula untuk sabun cuci deterjen ada puluhan merek yang dipajang di swalayan untuk menarik minat konsumen. Apa yang membedakan produk satu dengan produk yang lain? tidak lain adalah merek, dan kemasannya. Memang kemasan kini disadari oleh produsen bukan lagi hanya memiliki fungsi melindungi dan membungkus produk. Persaingan produk yang semakin ketat di pasar mengharuskan produsen untuk berpikir keras meningkatkan fungsi kemasan untuk dapat memberikan daya tarik kepada konsumen melalui aspek artistik, warna, grafi s, bentuk maupun desainnya. Banyak konsumen yang membeli secara sadar akan suatu produk karena tertarik pada suatu produk karena alasan warna, bentuk dari kemasan. Belum lagi konsumen yang membeli karena impulse buying, garagara menariknya desain, atau bentuk kemasan suatu produk. Sehingga kemasan menjadi sangat efektif untuk mendorong konsumen membeli suatu produk.
Melalui kemasan produk tersebut kesan (image) produk juga dapat dibentuk misalnya image sebagai produk yang kukuh, awet, mewah atau tahan lama.
Sehingga konsumen akan memilih produk tersebut karena sesuai dengan syarat yang akan dibeli misalnya produk yang tahan lama, tidak mudah rusak dan terjaga kualitasnya.
Konsumen sering kali membeli suatu produk tidak untuk segera dikonsumsi tetapi untuk persediaan, sehingga ia membutuhkan produk yang terlindungi secara baik isinya, dari kerusakan, berkurangnya isi dan pengaruh cuaca. Dari sisi distribusi, kemasan juga memegang peranan penting karena dengan kemasan produk akan mudah disusun, dihitung, ditangani dan disalurkan secara lebih baik dan cepat. Kemudahan dalam distribusi menjadikan kemasan didesain tertentu dan dengan ukuran yang mudah untuk dipindahkan dari suatu tempat ke tempat lainnya.

1. Bentuk pengemasan
Berbagai macam bentuk bahan kemasan bisa ditemukan dipasar dewasa ini antara lain: Envelopes, pouches, bags, carton, box, bottle, jar, vial, barrel,drum, overwrap, sleeve, blister, strip dan lain-lain. Barang konsumsi umumnya dikemas dalam bentuk kemas unit, sebagai bentuk yang praktis dan ekonomis dalam praktik. Umumnya, kemas unit distribusikan dalam bentuk kelompok dengan cara over wrapping. Barang industri terutama dikapalkan secara bulk dengan alat bantu barrel, drum, jerrycan atau tanki dan lain-lain.
a. Persayaratan dari suatu pengemasan:
1. Kemasan harus bisa mewadahi produk
2. Kemasan harus bisa melindungi produk
3. Kemasan harus bisa menjual produk
Informasi yang diharapkan bisa ditampilkan kemasan adalah sebagai berikut.
- Deskripsi singkat dari produk.
- Indentitas brand name.
- Nama dagang.
- Perusahaan, logo, dan nama produsen.
- Isi, berat atau volume.
- Petunjuk pemakaian.
- Ilustrasi yang menggambarkan produk.
- Harga.
4. Biaya yang minimal secara keseluruhan

2. Klasifikasi Bahan Pengemasan
Bahan pengemasan klasifikasinya lebih dititikberatkan pada bahan bakunya yang dipergunakan untuk membuatnya, bahan baku yang dipergunakan untuk membentuknya adalah terutama, kertas, paperboard, cellophane, plastic, logam, glass, kayu, tekstil dan sebagainya.
Bahan baku tersebut tidak selalu dipergunakan dalam bentuk tunggal tetapi sering dalam bentuk kombinasi seperti kertas dilapisi plastik, cellophane dengan plastik dan aluminium foil. sering juga klasifi kasi didasarkan pada bentuk seperti fl exible packaging ataupun rigid packaging.
Cellophane merupakan produk lama yang digunakan sebagai bahan pengemasan, dan banyak digunakan dengan dikombinasikan dengan bahan plastik lainnya. sebagai akibat pertimbangan ekonomis, pemakaian cellophane, makin berkurang dan digantikan bahan plastik lainnya antara lain adalah Oriented Polypropylene Film.
Synthetic Plastic pemakainya terus meningkat dalam bentuk fi lm, sheet, blow molded bottles, injection molded container, produk extrusion laminasi, stretch fi lm and foam product. Logam digunakan dalam bentuk two pieces dan three pieces steel dan aluminium can, tube logam, aluminium foil drum, dan lain-lain. produk kayu digunakan dalam pengemasan dalam bentuk carton boxes, barrel dan frame kayu.
Tekstil digunakan dalam bentuk kantong dari kain dan kantong anyaman dari jute atau kapas. sering juga masih digunakan komposite material yang agak sulit diklasifi kasikan.
Kertas dan paper board serta logam masih memiliki peran yang stabil di bidang pemasaran bahan pengemasan. Plastics mulai meningkat perannya sedang glass agak berkurang aplikasinya.

3. Prinsip Pengemasan
Banyak prinsip yang diterapkan terhadap pengemasan, yang kemudian dapat diartikan pada beberapa fungsi dan aplikasi, prinsip atau yang dapat kita garis bawahi adalah:
”Pengemasan dapat dianggap sebagai suatu bagian dari proses produktif dan aspek ekonomi dari produksi dan tidak bisa hanya dianggap hanyalah sebagai suatu kegiatan produksi saja,tapi harus memerhatikan juga kegiatan operasi lainnya yang diperlukan sebelum produk sampai kepada pelanggan. Hanya dengan cara ini keseimbangan antara beberapa factor yang diperlukan yang terkadang saling berlawanan dapat dicapai.”
Prinsip ini harus diselesaikan dan dicapai untuk bisa mendapatkan nilai tambah, yang diharapkan. Pengemasan untuk produk baru, harus dipikirkan dan dianalisa sedini mungkin adalah terbaik pada tahap mendesain produk yang akan dipasarkan. Bahkan sering kali, proses pemikiran tentang pengemasan, termasuk kreasi atau type baru bahan kemasan, dianggap sebagai masalah yang terpisah dari proses produksi. Hal ini merupakan anggapan yang tidak tepat, dan seharusnya masalah pengemasan tersebut, harus diintegrasikan dalam proses produksi dan kegiatan lainnya termasuk pemasaran, untuk mendapatkan hasil yang optimal dalam kegiatan bisnis.
Banyak contoh terjadinya hal yang tidak diinginkan akibat cara berpikir yang demikian tersebut. Salah satu contoh dapat kami kemukakan dalam penempatan salah satu cairan pestisida untuk pertanian untuk keperluan pertanian. Kebetulan bahan utama dari produk tersebut bisa dilarutkan pada beberapa solven dan tentunya pilihan utama jatuh pada pelarut yang termurah, dalam hal ini kemudian bahan kemasannya dipilih, dan pilihannya jatuh pada kemasan kaleng, karena kemasan ini cukup kuat, dan dapat diangkut pada jarak jauh, dan tidak kuatir rusak. Kemudian ditemukan banyak komplain, bahwa produk tersebut menyebabkan karatan pada kaleng, dan menimbulkan masalah pada pelanggan.
Oleh karena produk tersebut juga bersifat racun, sedangkan jalan yang dilalui produk tersebut dalam pengangkutan agak jelek, penggunaan wadah dari gelas cukup punya risiko, dan disarankan untuk menggunakan kemasan dari plastik. Kemudian ditemukan bahwa beberapa plastik tertentu tidak kompatibel dengan solven yang digunakan, karena akan terjadi peresapan dari solven terhadap plastik, hingga terjadi kebocoran. Perlu dicari plastik yang tahan terhadap peresapan solven tentunya dengan harga yang optimal.
Terlihat di sini bahwa untuk mendapatkan hasil yang optimal, persoalan pengemasan harus direncanakan sejak awal kegiatan dalam konteks yang berbeda bisa diambil contoh tentang alat listrik dan mekanik yang sering kali memberikan kesulitan pada packaging-desainer untuk merancang bahan kemasannya tetapi bila perencanaan pengemasan sudah dipikirkan sejak awal yaitu pada saat rancang bangun, dengan demikian penempatan produk bisa disesuaikan dan bahan kemasan yang diperlukan menjadi sederhana, murah
dan memuaskan.
hal yang perlu dimasukkan dalam perhitungan terutama:
a. Fakta tentang produk,
b. Fakta tentang cara distribusi,
c. Pemikiran tentang pemasaran.
Fakta mengenai produk, termasuk hal yang berpengaruh terhadap kestabilan produk dan cara proteksi yang diperlukan, agar tidak terjadi kerusakan produk dalam konteks kerusakan produk, termasuk di dalamnya kerusakan yang diakibatkan uap air, gas oksigen, karena sifatnya yang merusak akan menentukan proteksi yang diperlukan, selanjutnya yang juga berpengaruh adalah bentuk fi sik dari produk gas, liquid, padat, dan sifat yang korosif, mudah menguap atau secara kimia aktif dalam kondisi tertentu akan
bersenyawa dengan produk lain.
Aspek pemasaran perlu diperhatikan juga, bagaimana unit dari sale sedang untuk consumer goods dan engineering item, berat dari produk mendapat perhatian. Faktor tentang metode distribusi harus dikaitkan tentang hambatan yang kemungkinan akan ditemukan pada setiap tahap dari perjalanan produk dari pabrik sampai kepada konsumen terakhir.
Sebagai tambahan perlu diperhatikan hambatan dalam distribusi dan agar perhatian harus ditekankan pada keperluan pada setiap tahap misalnya apakah produk tersebut diatur dalam palet atau akan diatur secara bertumpuk baik dalam gudang maupun dalam transportasi.
Faktor pemasaran, termasuk di dalamnya citra yang bisa diberikan oleh produk, type dari penjualan eceran, harga dari produk secara keseluruhan yang diharapkan bisa dijual, faktor lainnya adalah, identifi kasi produk, cara pemakaian dan pack desain dari uraian di atas dapat disimpulkan sebagai berikut.
a. Kemasan harus dapat menjual apa yang diproteksinya dan harus memproteksi apa yang akan dijual.
b. Kemasan mencakup:
- Proteksi terhadap produk,
- Biaya minimum secara menyeluruh,
- Sales appeal.
c. Kemasan yang efektif harus mencakup:
- Produk,
- Distribusi,
- Aspek pemasaran.
Dari uraian di atas terlihat adanya tekanan dari beberapa aspek dan kepentingan terhadap kemasan hal tersebut merupakan prinsip umum yang perlu ditaati. Selanjutnya, perlu didalami lagi apa yang dapat dicapai melalui pengemasan yang efektif.
• Fungsi Penyatu
Fungsi dari bahan kemasan secara prinsip adalah mewakili produk tetapi bila ditinjau dari aspek lain bisa berfungsi lain
• Kompatibilitas
Kemasan ini bisa kompatible dengan produk, ada dua faktor yang harus diwaspadai ialah pengaruh bahan kemasan terhadap produk dan pengaruh produk terhadap bahan kemasan.
• Penyimpanan
Bila memerhatikan prinsip bahwa kemasan harus bisa menyimpan produk tetapi dengan mengantisipasi faktor waktu, kemasan harus bisa menambah kestabilan dari produk pada batas kedaluarsa yang dibutuhkan dan daya penyimpan dari kemasan terhadap produk harus diartikan fisik maupun kimia, pengertiannya pada batas waktu yang dibutuhkan, kemasan tersebut tahan terhadap guncangan mekanis, static loads selama dalam penimbunan dan pengaruh iklim. Bila kemasan tersebut adalah returnable atau memiliki nilai penggunaan kembali maka faktor ketahanan penyimpan adalah penting..
• Pemisahan
Pemisahan adalah tindakan penjagaan atas terjadinya gerakan di dalam kemasan, agar produk tidak rusak.
• Clearance
Cara lain untuk mendapatkan proteksi terhadap produk ialah mengusahakan adanya clearance antara produk dengan sisi maupun ujung dari kemasan, dengan cara ini kemasan akan menahan tekanan dari luar dan tidak meneruskan kepada produk. Untuk material clearance biasanya digunakan potongan kertas, sebuk gergaji ataupun potongan expanded polystyrene, cara ini tepatnya agak murah, dan tidak selalu dapat diaplikasikan. Berat, bentuk, dan sifat fragility dari produk merupakan faktor yang menentukan cara proteksi yang bisa diterapkan. Dalam menerapkan cara ini perlu hati-hati jangan sampai menempatkan produk terlalu dekat dengan sisi dari kemasan.
• Positioning
Hendaknya menempatkan produk dalam posisi yang tetap, sebagai contoh penempatan mainan anak-anak, jangan sampai terjadi kerusakan pada produk. Positioning bisa dibantu dengan elastic dan atau benang dan tempatkan secara ketat mengukuti bentuk kemasan.
• Support
Kemasan harus bisa memberikan support pada produk yang dikemas, peralatan yang fragile bila ditempatkan secara statis tidak ada masalah tetapi memerlukan support dalam transit.
• Distribusi Berat
Produk yang dikemas seyogyanya beratnya diatur secara merata sebagai aspek dari conditioning alasannya untuk mendistribusikan berat secara baik dengan tujuan untuk memudahkan handling.
• On Abrasi
Proses abrasi adalah kegiatan negatife namun demikian tetap perlu diperhatikan cara untuk menghindarkan abrasi tergantung dari pemakaian produk yang akan dikemas, salah satu cara ialah melapisi produk yang akan dikemas dengan polietilen atau kertas, efisiensi dari suatu kemasan untuk bisa menyimpan produk dengan baik adalah tergantung daripada penutupnya. harus bisa dibedakan antara single use container dan multiple use container. Penutup kembali suatu kemasan, harus didesain dengan baik agar tidak sulit menutupnya. kemas fl exible seperti sachet, pouches dan bag dapat ditutup kembali dengan penutup khusus. Ekspor tradisional dari negara Asia yang tadinya dalam bulk akan beralih ke retail pack, berarti kebutuhan pengembangan keterampilan teknis dan pengetahuan dalam pengemasan untuk daerah perlu dipercepat, salah satu yang perlu mendapat perhatian di dalam pengemasan adalah peran mesin pengemasan, baik yang sederhana maupun yang canggih, pemakai mesin lebih memprioritaskan pada hal-hal sebagai berikut.
- Dapat diandalkan
- Otomasi
- Flexibilitas (mudah merubah operasi, sesuai kebutuhan)
- Mudah dioperasikan
- Mudah dirawat
Beberapa hal yang perlu digarisbawahi dalam perkembangan pengemasan dan kemasan dewasa ini adalah:
- Material dengan bahan dasar petrokimia, akan mendapat peran pada perkembangan bahan kemasan, trend tersebut telah berkembang pada beberapa tahun terakhir, dan masih terus berlanjut untuk tahun-tahun yang akan datang. Umumnya perusahaan pengemasan telah mengembangkan teknik pengemasan termasuk di sector plastik.
- Produksi dari aseptic produk untuk masa mendatang akan mengurangi kebutuhan ruang pendingin serta peralatannya. Kemasan aseptic perkembangannya perlu mendapat perhatian untuk masa mendatang, keberhasilan produk kemasan akan ditentukan oleh pandangan konsumen terhadap produk ini, termasuk kemampuan dan edukasi dalam penggunaan teknik dan produk tersebut.
- Peningkatan penggunaan wadah plastik dalam menggantikan glass perlu mendapat perhatian.
- Kemasan fleksibel aplikasinya akan meningkat, terutama pemanfaatan multilayer fi lm.
- Usaha mereduksi biaya pengemasan, ditingkat melalui fungsi bahan dan tidak dengan menggunakan material yang murah.

4. Product Assesment
a. Bentuk Fisik
• Gas
• Padat atau cair
• Cairan kental atau encer
• Pasta
• Bubuk
• Granul
• Tablet atau kapsul
• Blok padat
b. Alamiah
• Mudah berkarat
• Beracun
• Mudah terbakar
• Berbau
• Mudah basi
• Lengket
• Mudah pecah/getas
• Kasar
• Mudah tergores
c. Kerusakan bisa terjadi karena:
• Bantingan mekanis.
• Getaran
• Gesekan
• Perubahan suhu
• Perubahan kelembapan, oksigen, bau, cahaya, kerusakan
• Ketidakcocokan material, hama tikus, serangga

5. Kerawanan dalam jalur distribusi
a. Kerawanan mekanisme
• Jatuh : Posisi, ketinggian, jenis lantai
• Benturan : Dengan kemasan yang sama dan serupa, sama bahan, beda bahan. Dengan dinding kendaraan, dok dsb.
• Getara : Dengan atau tanpa beban tumpuk
• Tekanan : Pada penumpukan, ikat jaring, dsb.
b. Kerawanan cuaca
• Kebasahan : Air hujan, uap air laut, kondensasi
• Kelembapan : Kehilangan atau penambahan kelembapan
• Karat
• Perubahan fisik
• Suhu : Menyebabkan cair/mencair
• Pemisahan emulsi
• Menjadi getas
• Kerusakan fisik

6. Kemasan kardus
Kemasan untuk produk, selain berupa kemasan per satuan juga ada kemasan paket semacam kardus. Kita tidak boleh melewatkan kemasan kardus ini dari perhatian. Walaupun konsumen secara langsung tidak melihat kardusnya, tapi saat pengiriman atau bila kardus tersebut digunakan penjual untuk display produk-produk kita, maka sebuah kardus akan sangat efektif digunakan sebagai media pemasaran, seyogyanya dalam kardus hendaknya beberapa hal sebagaimana tersebut di bawah ini.
a. Identitas Produk.
b. Jumlah atau ukuran produk.
c. Jenis dan nama produk.
d. Nama dan alamat pabrik
e. Bahan dan tanggal pembuatan kardus.

7. Tata cara pengemasan/pembungkusan produk
Cara mengemas atau membungkus barang dapat dilakukan dengan menggunakan perlengkapan pembungkus berupa
a. Kertas
b. Plastik
c. Karton tipis
d. Karung
e. Kardus
f. Aluminium foil, dan lain-lain
Pembungkusan dapat dilakukan dengan menggunakan perlengkapan lembaran kertas dan plastik datar (flat), kemudian menempatkan barang di atas kertas atau plastik dan melipatnya sesuai dengan keadaan barang, atau menggunakan kertas plastik yang sudah dibuat menjadi kantung, sehingga barang tinggal dimasukkan ke dalam kantung kemudian ditutup dengan menggunakan alat penutup khusus seperi kertas atau plastik berlem, stapler, alat penutup elektronik (electronic sealed tool) dan sebagainya.
Pembungkusan barang-barang itu perlu dilakukan dengan baik dan dengan cara tertentu tergantung jenis barang yang akan dibungkus. Dengan terbungkusnya barang secara rapi maka pembeli tidak akan risi untuk membawanya, alat pembungkus sering kali pula merupakan media promosi, jika pada pembungkus tersebut dicetak nama atau logo perusahaan. Walaupun barang-barang yang dari pabrik atau pemasoknya sudah dibungkus pada saat penjual di toko menyerahkan barangnya pada pembeli sering kali diserahkan dengan pembungkus tambahan berupa kantung plastik atau kantung kertas tebal untuk kemudahan membawa. Pembungkus kedua tidak dapat dikategorikan sebagai pengepakan tetapi disebut juga kemas akhir.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar