Kokoro no Tomo
Kokoro no tomo (teman sejati) apakah kalian memilikinya? Apakah kalian memiliki teman yang bisa kalian katakan sahabat sejati?
Dulu, saat saya masih kecil, mungkin saat itu saya kelas 3 SD. Saya mulai suka membaca novel terjemahan dan buku cerita anak-anak. Di dalam buku anak-anak sering disebut kata ‘sahabat’. Dalam bayangan saya sahabat adalah teman yang sangat dekat sekali sampai saya akan merasa seperti bersaudara dengannya. Sahabat di mata saya adalah orang yang akan mengerti keadaan saya tanpa perlu saya ceritakan, orang yang tidak akan membuat saya merasa malu-malu. Dan sejak saat itu saya menjadikan salah satu teman saya sebagai sahabat.
Namanya Ofi. Ia memiliki tanggal ulangtahun yang hanya berbeda 7 hari dari hari kelahiran saya. Ofi adalah fans berat Nidji. Ia memiliki hobi yang sama seperti saya, membaca. Kami juga banyak menghabiskan waktu berdua meskipun berbeda kelas dulu. Selain Ofi, saya juga pernah 3 orang teman dekat saat kelas 4 SD. Wihda (teman semeja saya), Putri dan Asti (pasangan semeja di depan saya). Wihda anak yang pintar sekali, tapi mudah emosian. Putri penyuka hal-hal jejepangan (yang saya baru tau di kemudian hari bahwa hal itu dari Jepang), Asti, saya kurang ingat tentang Asti. Yang jelas, mereka bertiga memiliki postur tubuh yang imut-imut sekali, beda dengan saya. Lalu di kelas 6, saya punya 5 orang teman yang bisa disebut geng saya. Rika (yang girly abis), Dea (yang saya ingat selalu dibully oleh kami), Dara (teman se-jemput-an saya dari kelas 1 SD), Fatma & Khansa (teman sebangku). Kami ber-enam sering sekali ke Borobudur Plaza (mall di belakang SD kami) setelah pulang sekolah untuk photobox. Hasil photo-nya kecil-kecil, dibagi-bagi, disimpan di dompet.
Tapi, setelah kami masuk SMP dan berpencar (hanya Fatma & Khansa yang satu SMP lagi), tidak ada lagi yang saling contact dengan saya. Hanya pada awalnya saja lewat FS (friendster) atau sms. Ofi pun demikian, kalau sms saya pun biasanya curhat tentang pacarnya. Saat saya mencoba main ke rumahnya lagi, rasanya berbeda. Ia sendiri yang bilang rasanya kita berubah. Entah apa yang berubah, yang jelas kami sulit menyambungkan pembicaraan lagi.
Lalu SMP, saya masuk SMP yang sangat jauh dari daerah SD saya. Berbeda kota malah. Tadinya saya pikir tidak ada teman dari SD saya sama sekali. Tapi ternyata ada 1 orang. Itupun saya tidak kenal orangnya, hanya tahu nama. Di SMP saya akui, tidak ada yang bisa saya sebut sahabat. Hanya beberapa teman dekat. Saat kelas 7, saya dekat dengan Hesti, Rizka & Ernest. Tapi dari mereka bertiga, saya rasa yang bisa saya sebut sahabat hanya Hesti. Hesti masih sering menghabiskan waktu dengan saya saat istirahat sampai kelas 9 meskipun kami berbeda kelas. Kelas 8 saya dekat dengan Sulung. Namun itupun tidak bertahan lama. Kelas 9, saya mempunyai teman sebangku yang bernama Bella. Kami cukup dekat, dia pintar, saya sering bertanya jawaban padanya. Tapi ada banyak sifat kami yang kurang cocok. Karena itu, entah bagaimana awalnya saya lupa, saya menge-block twitternya saat SMK.
SMK. Saya benar-benar masuk ke dunia baru dan suasana baru. Pada awalnya saya memiliki teman se-meja bernama Elsa. Dia cantik, tapi lagi-lagi sifatnya bertolak belakang dengan saya. Kami duduk se-meja hanya beberapa bulan, kemudian saya pindah meja. Saya bergaul dengan meja baris lain, ada Cici, Rahma dan Kiki. Cici dan Rahma, mereka berasal dari SMP yang sama. Cici orangnya cerewet, tapi anehnya cocok dengan saya. Ia banyak suka penyanyi dari barat, juga film barat. Ia juga senang baca komik. Rahma, awalnya agak pendiam, tapi dia pendengar yang baik. Kiki penyuka Kpop, dia yang membuat saya jadi gila Korea seperti sekarang (saya pernah posting tentang ini). Lalu, yang mengagetkan kami sekelas lagi di kelas 11. Di meja depan saya, ada Galih. Dia perempuan. Orangnya mudah tertawa, dan mudah dibully. Kami sering membully Galih. Namun saat mau naik kelas 12, ada something yang membuat hubungan saya dengan Galih jadi buruk. Di kelas 12, saya semeja lagi dengan Rahma (seperti kelas 11) dan sekelas lagi dengan Cici dan Kiki. Sampai saat ini kami masih berhubungan, meskipun sudah 3 tahun yang lalu kami lulus SMK dan berpencar.
Kuliah, entahlah... Seiring bertambahnya umur, saya sering bertanya apa itu sahabat? Teman seperti apa yang pantas disebut sahabat? Di kampus, saya berusaha berbaur dengan semua. Walaupun ada yang cocok dan tidak cocok dengan pribadi saya, tapi saya berusaha membaur.
Pernah beberapa kali saya punya teman dari luar negeri. Saudi Arabia, Amerika, Meksiko, Thailand, Filipina, Korea. Tapi karena semenjak saya main rp saya jarang main medsos lainnya, kontak mereka hilang.
Oshem, satu-satunya teman RP yang sampai jadi teman RL saya. Dia seorang RP Chanyeol. Saya sering berkeluh kesah dengan dia. Dia memiliki pribadi yang sama dengan saya. Mesikpun sampai saat ini kami belum pernah bertemu langsung, tapi kami masih menjaga kontak.
Saya memiliki pribadi yang aneh, saya akui itu. Saya mudah sekali mengalami mood swing. Perkataan saya sering pedas. Jarang tersenyum. Dan sifat buruk saya adalah kalau sudah tidak suka dengan sifat seseorang susah sekali untuk saya berpura-pura ramah di depan orangnya.
Saya iri dengan orang yang bersifat ceria. Saya iri dengan orang yang mendapatkan banyak respon walaupun hanya memposting hal tidak jelas di medsos. Saya iri dengan banyak hal.
Tapi saya sadar sekarang, mungkin ini efek bertambahnya usia, saya harus memperbaiki diri. Saya harus banyak tersenyum dan menghilangkan sifat buruk saya.
Semoga saya bisa. Semoga saya bisa terus menjaga silaturahmi dengan teman-teman dekat saya. Dan memperbaiki hubungan dengan teman-teman yang saya tinggalkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar