PENDAHULUAN
Ramen instan
bagi Jepang bagaikan hamburger bagi Amerika: junk food nasional, simbol
negara dan obsesi. Masyarakat Jepang mengonsumsi sekitar 5.02 milyar ramen
instan di tahun 1993, atau bisa dikatakan satu orang mengonsumsi sebanyak 40.2
bungkus ramen instan dalam setahun. Cemilan yang mudah dan cepat ini bisa
ditemukan tidak hanya ditempat-tempat yang bisa diprediksi seperti supermarket,
konbini dan vending machine tapi juga di stadion, dalam kotak
peralatan antisipasi gempa bumi, dan di laci meja kerja salary man.
Ramen instan
juga merupakan pilihan bagi para turis Jepang yang tidak cocok dengan makanan
lokal dan ingin rasa seperti di rumah. Salah satu dari imej yang melekat pada
turis Jepang dapat dilihat pada film Torajiro no Tabiji (Perjalanan
Torajiro) (1989), menceritakan tentang turis Jepang yang terdampar di negara
Austria, ia mengalami culture shocked dan memakan ramen instan dari cup
styrofoam di kamar hotel tempatnya menginap. Ia lebih memilih kelaparan
apabila tidak ada ramen instan, yang pada dasarnya merupakan junk food bagi
masyarakat Jepang, daripada ia harus memesan atau membeli makanan di negara
asing.
Seperti halnya
hamburger, entah bagaimana, ramen adalah produk impor yang telah menjadi produk
lokal. Tempat asalnya, seperti kebanyakan dari masakan Jepang, adalah Cina.
Tidak ada yang tahu kapan tepatnya ramen tiba di Jepang, tapi menurut Keiko
Kosuge, seorang ahli makanan yang mengajar di Sugino Women’s College, Tokugawa
Mitsukuni adalah orang Jepang pertama yang mencoba ramen, pada tahun 1665.
Kedai ramen
pertama di Jepang adalah Rairai-ken, yang dibuka di Tokyo pada 1910. Sayangnya
itu bukan permulaan dari ramen boom. Pasca PD II dan dampak dari
pengenalan makanan cepat saji ala Amerika-lah yang membuat pabrik-pabrik
mulai melirik ramen sebagai produk yang bisa dijadikan massal. Pada 1958, Nissin
mengeluarkan Chicken Ramen—ramen instan pertama dalam bungkus plastik. Total
produksi pada tahun itu sekitar 13 juta bungkus, orang Jepang pun ketagihan dan
penjualan melonjak.
Pada 1971, Nissin
mengenalkan inovasi lainnya, ramen instan dalam cup yang menawarkan kepraktisan
lebih. Di tahun 1989 penjualan ramen cup mengalahkan ramen dalam bungkus
plastik dan terus berlangsung selama bertahun-tahun.
Saat ini ramen
instan telah terjual di lebih dari 80 negara dan orang asing mengonsumsi 17
miliar bungkus ramen instan per tahun. Penemu ramen instan, Momofuku Ando, pun
telah membawanya ke tempat lahirnya ramen: China. Pada 1994, dikatakan bahwa
penjualan ramen instan di China telah mencapai angka dua milyar unit per tahun,
tapi beberapa peneliti mengatakan angka sebenarnya jauh dari itu—lima sampai
enam milyar unit, hampir mencapai sepuluh milyar di tahun 1995.
Sebagai bukti
kepopuleran ramen, ada tiga museum ramen di Jepang. Pertama, Shin-Yokohama
Ramen Museum yang berada di Yokohama. Kedua, Cup-Noodles Museum yang juga
berada di Yokohama. Dan ketiga, Momofuku Ando Instan Ramen Museum, museum yang
didedikasikan untuk sang penemu ramen instan dan terletak di Osaka.
Selain itu,
baru-baru ini muncul sebuah berita dengan headline “Forget tech or
medicine, invention most Japanese are proud of is instant ramen” (Lupakan
teknologi dan obat, penemuan yang paling dibanggakan oleh orang Jepang adalah
ramen instan). Berita yang dilansir oleh situs rocketnews24.com ini berisi
tentang suatu survei yang diikuti oleh 500 orang Jepang, yang dibagi secara
merata antara pria dan wanita, mereka diberi pertanyaan tentang penemuan apa
yang patut orang Jepang banggakan. Mereka diminta untuk mengungkapkan ide-ide
mereka sendiri dan tidak diberi daftar pilihan, dan hasilnya peringkat pertama
dengan perolehan voting sebesar 57%
orang Jepang menjawab bahwa Jepang harus bangga dengan mie instan
penemuan Momofuku Ando.
TEORI
Definisi
Budaya Populer
Untuk membahas
pengertian “budaya populer” ada baiknya kita pahami dulu tentang kata “budaya”,
dan selanjutnya tentang “pop”. Selanjutnya untuk mendefinisikan budaya pop kita
perlu mengkombinasikan dua istilah yaitu ”budaya” dan ”populer”. Pertama, budaya
dapat digunakan untuk mengacu pada suatu proses umumperkembangan intelektual,
spiritual, dan estetis (Williams, 1983: 90). Kedua, budaya berarti “pandangan
hidup tertentu dari masyarakat , periode, atau kelompok tertentu. Ketiga,
Williams mengatakan bahwa budaya pun bisa merujuk pada ”karya dan
praktik-praktik intelektual, terutama aktivitas artistik. Penulis memakai
definisi pertama Williams untuk budaya pop.
Sedangkan kata
”pop” diambil dari kata ”populer”. Terhadap istilah ini Williams memberikan
empat makna yakni: (1) banyak disukai orang; (2) jenis kerja rendahan; (3)
karya yang dilakukan untuk menyenangkan orang; (4) budaya yang memang dibuat
oleh orang untuk dirinya sendiri (Williams, 1983: 237). Kemudian untuk
mendefinisikan budaya pop kita perlu mengkombinasikan dua istilah yaitu
”budaya” dan ”populer”.
Definisi
Hegemoni
Antonio Gramsci
mendefinisikan Hegemoni sebagai cara kelompok dominan dalam masyarakat mendapat
dukungan dari kelompok-kelompok sub-ordinasi melalui proses-proses kepemimpinan
intelektual dan moral. Sedangkan, Chris Barker mengartikan Hegemoni sebagai
proses penciptaan, perawatan, dan reproduksi makna dan praktik yang menguasai
kehidupan masyarakat.
ANALISIS
A.
Analisis
Ramen Instan Menggunakan Konsep Williams
1.
Disukai
Banyak Orang
Mengutip dari bagian awal tulisan
ini, bila
melihat jumlah masyarakat Jepang yang mengonsumsi ramen instan sekitar 5.02 milyar bungkus di tahun 1993, atau bisa dikatakan satu orang
mengonsumsi sebanyak 40.2 bungkus, itu cukup menjadi bukti bahwa ramen instan
sangat diminati oleh masyarakat Jepang. Selain itu saat ini ramen instan
terjual di lebih dari 80 negara dan orang asing mengonsumsi 17 miliar bungkus
ramen per tahun, juga merupakan bukti kuat bahwa tidak hanya orang Jepang saja
yang menyukai ramen instan, orang asing pun menyukainya.
2.
Jenis
Kerja Rendahan (Mudah Ditemukan)
Karena ramen instan bisa
ditemukan tidak hanya di tempat-tempat yang bisa diprediksi seperti supermarket, konbini dan vending machine tapi juga
di stadion tempat pertandingan berlangsung (perusahaan termos pun turut
mendukung penuh keberadaan ramen instan disana), dalam kotak peralatan
antisipasi gempa bumi (sebagai makanan di saat darurat dan karena ramen instan
ringan namun tidak mudah rusak), dan di laci meja kerja sarary man
(ramen instan adalah makanan penunda lapar favorit para sarary man di
saat lembur). Selain itu perusahaan makanan Jepang mulai mengekspor
ramen instan pada 1960 dan menyebarkannya ke seluruh dunia pada 1970, hal ini tentu saja semakin
memudahkan semua orang untuk memperoleh ramen instan.
3.
Dibuat
Untuk Menyenangkan Orang Lain
Selain dapat membuat perut kenyang,
ramen instan pun menjadi sahabat bagi para turis yang tidak mau direpotkan
dengan urusan memesan makanan dalam bahasa asing dan tidak cocok dengan rasa
masakan lokal saat bepergian.
4.
Dibuat
Untuk Menyenangkan Diri Sendiri
|
Bila melihat data dari gambar
tersebut laba yang didapat oleh Nissin, sebagai perusahaan pelopor ramen
instan, memiliki keuntungan bersih sebesar ¥
20,756 juta pada tahun 2011. Angka ini merupakan bukti bahwa Nissin pun turut
dibuat senang dengan memproduksi ramen instan.
B.
Analisis
Ramen Instan Menggunakan Konsep Hegemoni
Bila ramen instan dianalisis
menggunakan konsep Hegemoni, Penulis menggunakan Nissin sebagai pihak yang
memiliki kekuasaan, dikarenakan Nissin adalah perusahaan yang menciptakan
sekaligus menyebarkan ramen instan pertama di Jepang. Lalu, pihak yang dikuasai
oleh Nissin adalah konsumen Jepang. Selanjutnya, bidang yang dikuasai oleh
Nissin adalah ramen instan.
Nissin memiliki banyak cara untuk
menguasai dan mempertahankan kekuasaannya sebagai pelopor perusahaan ramen
instan, diantaranya dengan memperkerjakan pegawai-pegawai untuk dikirim ke
seluruh daerah di Jepang dan melakukan penelitian mengenai rasa khas dari
setiap daerah tersebut. Di tahun pertama, rasa yang ditawarkan oleh Nissin
hanyalah Chicken ramen, lalu di tahun-tahun berikutnya Nissin mulai
mengeluarkan rasa Pork Chowder, Beef, Seafood, Vegetable, dan di tahun
1982, mengeluarkan Spicy Chili Tomato sebagai rasa yang mengandung unsur
ethnic. Selain dengan membuat inovasi rasa, Nissin juga membuat banyak
iklan di TV Jepang. Salah satu iklannya yang terkenal dibintangi oleh aktor
Holywood—Arnold Schwarzenegger—yang
berpose heroik dengan senjata berupa teko berisi air panas untuk menyeduh ramen
instan. Tujuan dari iklan tersebut untuk menggambarkan kekuatan produk tersebut
(ramen instan) dengan otot-otot Arnold.
Namun, bila melihat kondisi saat ini sepertinya posisi Nissin mulai
dikalahkan oleh ramen-ramen instan dari negara lain. Karena kemudahan mengakses
informasi saat ini dan kemudahan perizinan dalam hal ekspor-impor barang, sudah
mulai banyak ramen instan dari negara lain di Jepang. Sebagai contoh adalah mie
instan dengan nama Samyang yang berasal dari Korea dan terkenal dengan rasa
pedasnya, atau produk mie instan dari Indofood yang mulai memasuki pasar negara
asing juga mulai menggeser posisi Nissin di Jepang.
KESIMPULAN
Instan ramen
tidak lagi hanya menjadi makanan orang Jepang melainkan sudah menjadi budaya
populer di negara-negara lain. Perusahaan makanan Jepang mulai mengekspor
ramen instan pada 1960 dan menyebarkannya ke seluruh dunia pada 1970. Dan saat ini ramen
instan terjual di lebih dari 80 negara dan orang asing mengonsumsi 17 miliar bungkus
ramen per tahun. Salah satu cara Nissin—perusahaan pencipta ramen instan—untuk
menguasai dan mempertahankan kekuasaannya dengan memperkerjakan pegawai-pegawai
untuk dikirim ke seluruh daerah di Jepang dan melakukan riset mengenai rasa
khas dari setiap daerah tersebut. Namun, bila melihat kondisi saat ini
sepertinya posisi Nissin mulai dikalahkan oleh ramen-ramen instan dari negara
lain. Karena kemudahan mengakses informasi saat ini dan kemudahan perizinan
dalam hal ekspor-impor barang, sudah mulai banyak ramen instan dari negara lain
di Jepang.
DAFTAR PUSTAKA
Williams,
Raymond, (1983) Keyword, London: Fontana.
Schilling Mark, (1997) Encyclopedia of Japanese Pop
Culture, Newyork: Weatherkill
http://en.rocketnews24.com/2015/07/07/forget-tech-or-medicine-invention-most-japanese-are-proud-of-is-instant-ramen/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar