Tampilkan postingan dengan label cerita. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label cerita. Tampilkan semua postingan

April 18, 2014

[FANFICTION] The Smiling Galaxy has Gone




The Smiling Galaxy has Gone

[remake from: The Smiling Sunshine has Gone cr: fanfiction.net]
Pairing: KrisHo
Genre: Romance / Angst
Disclaimer: this is  a remake fanfic from The Smiling Sunshine has Gone by Kyumilarrabee. The original pairing was ZhouKyu.


The Smiling Galaxy has Gone

Decit suara besi terseret terdengar memekakkan telinga, memecah keheningan senja yang tengah diliputi hujan deras. Sebuah mobil sedan berwarna silver metallic terbalik beberapa kali sebelum akhirnya terhenti setelah menabrak pembatas jalan. Meremukkan segala sesuatu yang terdapat di dalam mobil tersebut.
                Suho membuka matanya. Sekilas tatapan matanya terasa kabur sebelum akhirnya ia bisa melihat dengan lebih jelas. Ditepiskannya airbag yang menghalanginya, berusaha untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas atas apa yang telah terjadi. Kaca depan mobil hancur berantakan. Pintu mobil di sisinya pun juga remuk, memercikkan air hujan dari luar hingga masuk membasahi bagian dalam mobil.
                Suho merasa kepalanya seperti akan pecah, sangat sakit. Dari rasa asin yang ia rasakan saat tetesan air hujan mengenai kepalanya dan mengalir melewati bibirnya, ia tahu, ada luka yang cukup parah di kepalanya akibat serpihan pecahan kaca. Namun, hal tersebut tidak ada apa-apanya dibandingkan saat ia menolehkan kepalanya ke arah kursi pengemudi. Horror langsung memenuhi raut wajahnya.
                Di kursi pengemudi, tubuh Kris tampak terlihat kaku. Kepalanya tertunduk menghantam setir mobil. Airbag malfunction. Jantung Suho terasa berhenti berdetak melihatnya. Dengan tangan yang gemetar, ia mencoba menyentuh tubuh Kris yang terasa sangat dingin.
.
.
.
.
.
“Mereka adalah WuFan, Luhan, Yixing dan Tao. Mereka trainee dari China dan akan bergabung dengan kalian untuk menjadi Sub-Group EXO M. WuFan akan menjadi leader EXO M” kata manajer hyung memperkenalkan keempat member EXO dari China pada para member dari Korea.
Suho hanya tersenyum sekilas kepada Luhan, Yixing, Tao. Tatapannya terhenti pada sosok yang disebut sebagai rekannya sesama leader nanti. Kaki yang panjangnya bermil-mil, dagu yang terkesan keras, bibir yang kecil namun sangat menarik baginya, dan oh senyumnya! Seakan-akan seluruh isi galaksi sedang memperhatikanmu! benar-benar membuat Suho tak sadar bahwa ia sedang menatap Kris lekat-lekat.
“Perkenalkan namaku WuFan, tapi kau bisa memanggilku Kris, mohon bimbingannya” kata si kaki panjang sambil mengulurkan tangan pada Suho.
“A-ah.. Suho! Namaku sebenarnya Kim JoonMyeon, tapi kau bisa memanggilku Suho. Senang berkenalan denganmu” jawab Suho sambil membalas jabatan tangan Kris sambil tersenyum lebar.
Satu yang Suho rasakan, Ia jatuh cinta.
.
.
.
.
.
“Kris…. Gege….” Panggil Suho lirih. Tanganya menyibakkan sedikit rambut blonde Kris. Darah segar terlihat mengucur dari pelipis kanan milik Kris, membuat rambut blonde itu sebagian menjadi berwarna merah. Suho menggigit bibirnya. Matanya terasa panas, siap kapan saja meneteskan air matanya. Hatinya hancur melihat orang yang paling disayanginya terluka seperti itu.
“Gege.. bangun, ge…” ujarnya lagi. Suaranya mulai serak , kalah oleh suara derasnya hujan yang mendera tempat mereka. Dilihatnya tubuh bagian bawah Kris terjepit dashboard mobil dan tidak akan bisa di keluarkan dengan mudah. Suho menjerit tertahan melihatnya. Pandangannya semakin kabur oleh air mata yang menetes satu persatu dari mata indahnya.
Tubuh Kris yang dingin sedikit demi sedikit mulai bergerak. Suho menahan nafasnya. Diraihnya tangan Kris yang terasa dingin ke dadanya. Mata Kris perlahan mulai terbuka, mengerjap beberapa kali, terhalang oleh pekatnya darah yang masih terus mengalir dari pelipisnya.
“Gege….” Panggil suho lagi. Kali ini sambil menghapus air mata yang tengah mengalir di pipinya. Suho tidak ingin terlihat rapuh di hadapan Kris. Ia tak ingin Kris mengkhawatirkannya.
Kris menoleh perlahan pada Suho, mata yang biasanya tajam itu terlihat lemah. Kris merintih pelan, memanggil namanya “Joo-Joon Myeon-ah….”
.
.
.
.
.
“JoonMyeon-aaaahhhh….” Suara berat khas Kris mengusik ketenangan Suho yang sedang membaca buku. Ia merasa sedikit menyesal tidak mengunci pintu kamarnya sebelum membaca buku tadi, namun penyesalannya hilang seketika saat wajah cerah Kris tertampang di hadapannya dengan jarak yang sangat dekat.
“JoonMyeon-ah...” panggil Kris tanpa menghentikan senyum galaksinya ke arah Suho. Suho menghela nafas, menyerah. Bagaimanpun juga, ia tidak bisa bertahan dengan serangan senyum galaksi Kris yang bertubi-tubi.
“ada apa Kris ge…” jawab Suho sambil menutup buku yang sedang ia baca. Ia meletakan bukunya di bawah bantalnya sebelum memusatkan perhatian pada pemuda China-Kanada di hadapannya.
“kau tidak rindu padaku ya selama aku di China? Kita kan sudah sebulan lebih lho tidak bertemu! Aku rindu pada guardian angel kesayangankuuuu…” kata Kris sambil mencubit kedua pipi suho, kekiri dan kanan, gemas.
“aahh.. appo! Ya! Pabo! Sakit Ge pipiku!” kata Suho berusah berontak dari serangan ‘cubit maut’ Kris. “sana cubit pipi bakpau Minseok Hyung! Jangan pipikuuu!” teriaknya sambil terus berusaha melepaskan diri.
“Tidak mau ah! Pipimu lebih enak! Hahahaha… Aku masih ingin mencubit pipi chubbymu ini” jawab Kris sambil tersenyum. Kali ini ditepuknya kedua pipi Suho dengan lembut. Tatapan matanya tajam ke arah mata coklat caramel milik suho.
Keadaan hening sesaat, dengan kedua tangan Kris masih membelai lembut kedua pipi suho.
“I miss you Kim JoonMyeon. I miss you so much” bisik Kris dengan tatapan yang berubah melembut kepada Suho. Sesuai dugaan, kedua pipi Suho merona merah mendengar perkataan Kris.
“I… I… I miss you too, ge. So much” jawab Suho pelan sambil menundukkan wajahnya. Wajahnya kini semerah tomat, membuat senyuman Kris semakin melebar.
“Aaaawwww… lihatlah wajah malu-malu guardian angel kesayanganku ini!” kata Kris sambil menarik Suho ke dalam pelukannya. Suho sempat terkejut dengan pelukan tiba-tiba dari Kris, sebelum akhirnya ia rileks dan balas memeluk lelaki pujaan hatinya tersebut.
Jantung Suho serasa melompat-lompat di dalam rusuknya. Suho memaki dalam hati. Nampaknya ia sudah jatuh semakin dalam akan pesona Kris.
.
.
.
.
.
”Gege! Gege apa kau bisa mendengarku?” Tanya Suho perlahan sambil tetap menggenggam tangan Kris. Suho merasa ia bisa mendengar deru jantungnya mengalahkan derasnya hujan di luar sana. Kris memejamkan matanya selama beberapa saat sebelum membukanya lagi.
“Joon….. sa… kit….” Ucapnya lemah.
Air mata Suho jatuh, pertahanannya roboh. Hatinya remuk melihat orang yang amat ia cintai meregang nyawa di hadapannya.
“Ge.. Gege.. kau harus bertahan, Ge!” suara serak Suho terdengar sangat putus asa. Dengan tenaga yang tersisa ia bergeser dari tempat duduknya mendekat ke kursi pengemudi dimana Kris sedang mempertahankan nyawanya saat ini. Dilepaskannya genggaman tangan mereka, digantikannya dengan pelukan. Suho meletakan kepala Kris secara perlahan ke dadanya. Tangannya gemetar hebat ketika membelai rambut Kris yang sebagian tengah lengket karena darah  yang mengalir dari pelipisnya.
Kris terbatuk, “JoonMyeon-ah.. mi.. mian…”
“Mianhae.... jeongmal mianhae. A-aku.. minta.. ma.. uhuk!” ucapan Kris terpotong ketika ia tersedak dan mengeluarkan darah dari dalam tenggorokannya.
Mata Suho terbelalak ngeri, ia semakin mengeratkan pelukannya pada Kris.
“ssst.. sudah ge, ssst.. jangan bicara lagi. Semuanya akan baik-baik saja” Kata Suho dengan air mata yang semakin deras. Sumpah demi Tuhan, Suho tidak ingin menangis di hadapan Kris. Kris pernah berkata bahwa ia sangat benci wajah Suho yang menangis, karena itu Kris berjanji tidak akan pernah membuat Suho menangis lagi, kecuali menangis bahagia.
Kris memalingkan wajahnya perlahan ke arah  Suho. Dikecupnya bibir Suho dengan pelan, lembut dan lama. Suho memejamkan matanya, mencoba menikmati ciuman Kris. Ditumpahkannya semua perasaannya melalui ciuman itu, ketakukan, kekhawatiran, kemarahan, kasih sayang, cinta, semua perasaannya saat ini.
Mata Suho terbuka saat ia merasakan tetesan di lehernya, di tatapnya mata Kris yang sinarnya tengah meredup. Air mata itu, air mata Kris. Mata yang biasanya tajam bagai mata elang itu, kini tengah menangis. Suho dapat merasakan bahwa nafas kekasihnya terdengar semakin memendek.
“ Wo ai.. ni.. Kim.. JoonMyeon..”
.
.
.
.
.
“Wo Ai Ni, Kim JoonMyeon!” seru lelaki bertubuh jangkung itu kepada Suho. Tubuh Suho yang sedang membaca buku tentang psikologi di kamarnya itu seketika membeku. Ia menoleh ke arah Kris yang sedang berdiri di dekat pintu masuk kamarnya. Keduanya tak mengatakan sepatah kata pun selama sesaat saling bertukar pandang.
“yeah, you right, you must be joking Ge!” kata Suho sambil kembali melanjutkan aktivitas membacanya.
“mmm.. saranghaeyo” kata Kris mencoba lagi.
“Ge, ini tidak lucu.” Balas Suho datar, mencoba menyembunyikan degup jantungnya yang berdebar cepat.
Kris menghela nafas, melangkahkan kaki panjangnya masuk ke dalam kamar Suho dan duduk di sebelahnya. Ia meraih pipi Suho dan menangkupnya dengan kedua telapak tangannya,
“Aku serius Kim JoonMyeon, Wo Ai Ni” tatap matanya lekat.
“Ge, aku tinju kau jika masih saja bercanda” Jawab Suho masih tak percaya.
Kris mengerang frustasi. Dilepaskannya tangannya dari pipi Suho, dicengkeramnya bahu Suho.
“Aku suka padamu Kim JoonMyeon, dari awal pertemuan kita. Aku merasa nyaman bersamamu. Aku ingin terus bersamamu. Menghabiskan sisa waktu hidupku, sakarang maupun nanti hanya bersamamu.” Kris berhenti sebentar untuk mengambil nafas,
“Cao Kim JoonMyeon, maukah kau menjadi kekasihku? Wo Ai Ni Cao Kim Joon Myeon. Wo Ai Zhe Ni Dao Yong Yuan.” Lanjut Kris yakin.
Suho kehabisan kata-kata “Ge. Aku…”
“please say yes..” kata Kris dengan tatapan memohon.
“ye… yes.. Gege. Wo Ye Ai..........”
Belum sempat Suho menyelesaikan kata-katanya, Kris sudah memotong jarak di antara mereka dengan ciuman lembutnya. Mulai saat itu, mereka berjanji dalam hati masing-masing untuk saling melindungi dan menjaga perasaan masing-masing.
.
.
.
.
.
“ Wo Ye Ai Ni, Gege. Kumohon, bertahanlah!” jawab Suho panik, mencoba menggoncangkan tubuh Kris agar tetap terjaga.
Sayup-sayup Suho dapat mendengar sirine ambulans mendekat ke arah mereka. Tanpa Suho sadari, mobil mereka kini tengah dikerumuni oleh beberapa orang yang tengah mencoba menolong mereka. Sialnya, karena dahsyatnya hantaman  tadi, membuat pintu dikedua sisi macet dan sulit dibuka.
Pandangan Suho kembali beralih ke Kris. Ia tidak menghiraukan teriakan di luar yang menyuruhnya untuk segera keluar dari dalam mobil. Kata-kata seperti ‘tangki bensin yang bocor’ dan ’Ancaman ledakan’ sama sekali tidak didengarkannya.
“Go! JoonMyeon-ah, Go!” pinta Kris lemah. Ternyata ia masih bisa mendengarkan teriakan orang-orang di luar sana yang memperingatkan akan bahaya ledakan. Ia mencoba melepaskan pelukan suho dan mendorongnya keluar.
“No, Ge!” teriak Suho frustasi. Ia malah semakin mengeratkan pelukannya pada tubuh Kris., menolak untuk dilepaskan. Air matanya semakin deras.
“aku mohon joonmyeon-ah.. keluarlah…” kata Kris semakin lemah. Suho menggelengkan kepalanya kuat-kuat. Ia lebih baik mati bersama daripada harus meninggalkan Kris sendirian di dalam sini.
“Kumohon Gege. Kali ini biarkanlah aku bersikap egois” jawab Suho pelan. Dieratkan pelukannya, dibenamkan wajahnya ke dada bidang milik Kris seolah-olah itu adalah pegangan hidupnya.
.
.
.
.
.
”kau egois Kim JoonMyeon!” teriak Kris pada Suho.
Sore itu mereka berdua tengah berdebat di dalam mobil yang membawa mereka menuju lokasi recording radio mereka selanjutnya. Kris meminta izin kepada manajer mereka untuk membawa mobil pribadinya agar bisa menyelesaikan masalahnya dengan Suho.Suho tersenyum sinis, kedua tangannya ditangkupkan ke dada.
“Apa kau bilang ge? Aku? Egois? KAU YANG EGOIS! Kau tidak pernah bisa mengerti perasaanku!”
“oh, jadi maksudmu aku harus selalu mengerti perasaanmu dan tidak pernah bergaul dengan orang lain agar kau tidak cemburu?! Begitu? KAU DAN EGOMU YANG MEMUAKKAN ITU KIM JOON MYEON YANG HARUS DI PERBAIKI!!!” teriak Kris kesal. Ia tidak sadar sedang menyetir dengan kecepatan di atas rata-rata. Kris sedang emosi dengan sikap Suho saat ini!
Suho terdiam mendengar bentakkan Kris. Kris belum penah bersikap kasar seperti ini sebelumnya.
“Gege,kau….......” belum sempat ucapannya selesai, Kris sudah memotong ucapannya.
“Apa? Apa kau juga mau bilang bahwa aku tidak seharusnya membentakmu?! Damn Kim Joon Myeon! Ini salahmu! AKU MUAK DENGAN KEEGOISANMU!”
“Gege, Awas!!!”
Suho berteriak sambil menunjuk ke arah depan, tapi semuanya terlambat.
.
.
.
.
.
“Kumohon, Kim JoonMyeon. Go!” pinta Kris. Suho masih terus menggelengkan kepalanya, menolak permintaan Kris.
“Aku tidak mau keluar kalau kau tak keluar!” kata Suho, air mata semakin membanjiri pipinya yang sudah sembab. “Wo Ai Ni Gege, Wo Ai ni” Ucapnya sambil terus mengusap pipi Kris. Kepalanya sakit, pandangannya mengabur.
Suho hampir saja kehilangan kesadarannya ketika tiba-tiba ia merasa tubuh kecilnya ada yang menarik dari luar. Ternyata regu penyelamat berhasil menghancurkan pintu sisi kanan tempat kursi penumpang dan menarik tubuh Suho. Suho berontak.
“tidak.. tidak…” ucapnya lirih. Genggaman eratnya dengan Kris terlepas, Tangannya berusaha meraih Kris kembali, namun regu penyelamat terus menariknya keluar.
“tidak… kumohon jangan….” Pintanya lemah. Kris menatap Suho lemah, tersenyum.
“TIDAK…. GEGE! TIDAKKK!” Jerit Suho frustasi ketika regu penyelamat berhasil mengeluarkan seluruh tubuhnya dari dalam mobil, meninggalkan Kris-nya di dalam sana.
Jantungnya terasa berhenti berdetak. Satu pemandangan terakhir yang Suho lihat sebelum semuanya menjadi gelap adalah senyuman Kris dan bibirnya yang mengucapkan ‘WO AI NI KIM JOON MYEON’, dilanjutkan oleh suara ledakan keras yang Suho yakin akan terus menghantui sepanjang hidupnya.


Januari 19, 2014

It's Because I Miss You More Today [FanFiction]

[it's just a drabble of KrisHo FanFic, a little bit angst, drama and romance]







Sunday, Jan 19th 2014 [2.35 pm]

"Hyung... Kau melamun?" Kai menyenggol lengan Kris yang sedang duduk di dalam van EXO. Hari ini hanya enam orang member yang mempunyai jadwal fansign event yaitu Luhan, Sehun, Lay, Chanyeol, Kai dan Kris.

"ah.. Aniya.. Hyung hanya mengantuk" jawab Kris dengan senyum yang dipaksakan kepada dongsaengnya itu.

"Jangan bohong hyung... Aku tau kau sedang galau kan???" Kai berkata sambil menggoda Kris.

"Galau? entahlah.. Aku bahkan lupa rasanya galau.." Kris menjawab sambil kembali memperhatikan pemandangan diluar jendela mobil.

"Ge, kalau masih ada yang ingin kau katakan pada Suho hyung, katakanlah... Jangan dipendam" Luhan dari kursi mobil di depan memberikan saran pada Kris.

"ck, apalagi yang harus ku katakan? lagipula bagaimana mau bicara... Berpapasan denganku saja dia enggan dan memilih jalan lain daripada harus melihat wajahku" Kris berkata seolah menggumam. Kepalanya terasa pusing. Akhir-akhir ini ia tidak bisa tidur nyenyak.

"Kau bisa menulis kan hyung?" sehun si magnae berkata sambil memainkan games di macbooknya.

"tentu saja, pabo" Kris menjawab dengan kesal.

"tulislah surat.. lalu berikan padanya, terkadang tulisan lebih bisa mengekspresikan perasaan daripada lisan" Sehun berkata sambil matanya fokus pada layar macbooknya.

"wow, kau benar juga magnae... baiklah.. aku akan menulis untuknya" kris berkata sambil berseri.

"tapi jangan kau selipkan gambar maha karyamu hyung" giliran Chanyeol yang bersuara.

"Aishh.. diam sajalah kau" Kris sudah memegang notes dan sebuah pena bersiap untuk menulis.


Sunday, Jan 19th 2014 [10.45 pm]
sepulang dari fansign, hari sudah malam. Lampu-lampu di kamar dorm EXO sudah banyak yang dimatikan. tampaknya semua member yang tidak ada jadwal sudah terlelap.

Kris berjalan perlahan perlahan menuju kamar Suho. Ia menatap pintu kamar yang dulu ia tempati berdua dengan Suho itu. Tangannya meraba permukaan pintu, seolah itu adalah Suho.

'Kim Joon Myeon, aku sangat merindukan dirimu... Apa yang harus kulakukan?' Kris bermonolog di depan pintu kamar Suho. wajahnya merunduk menatap lantai.

'Aku masih menunggu, aku yakin kita pasti akan bersama lagi, walaupun keyakinan ku itu semakin hari semakin menipis.. ironis ya'

Usai berkata seperti itu. Kris meletakkan sepucuk surat melalui celah pintu kamar suho dan melangkah menuju kamarnya sendiri, tanpa ia tahu sosok Suho yang sedang menggenggam kenop pintunya dari balik pintu untuk menuju dapur.

Tubuh Suho menegang saat mendengar suara berat Kris. Ia terkesiap melihat sebuah surat melalui celah pintunya. Tangannya bergetar meraih surat itu dan mulai membacanya....

Dear Kim Joon Myeon..

It’s because I miss you more today
Are you doing well, are you still the
same? Don’t worry too much, I’m just a little
bit not over you. It’s because of the rain and I feel moody.

it's a long time after our break up. How are you? eventought we always meet everyday, but it feels like we've become a stranger.

Every night before I sleep, I always staring at my cellphone. I'm waiting for your goodnight message. and Every morning when I first open my eyes I checking my cellphone, hoping you'll give me a good morning messages.

I hate become weak. I'm not a type of guy who confess everything in my life. But you... you ruin my life, especially after we break up.

Dear Kim Joon Myeon...

at first, I never had feel that our relationship will have an end. I believe, we will together forever until we die. I never prepare my heart if someday you leave me alone. I'm so foolish.

I'm become a stupid person who always cry when listen to mellow song. Loneliness is my only friend. Rain always pouring around me.
memories of our happiness always shown in my mind.

i love you, even as time goes by.
i love you, even if the world changes.
no one can replace you, even you know that, my love can’t rest a day. i can’t live a moment without you. i can breathe only if you’re with me. i love you forever and ever.

Dear My BabyJoon...

i’m sick now. i have a fever. i cant even breathe. my bruised heart is calling only your
name. i can’t believe that it’s over
i can't give a precious person like you to someone else.

P-L-E-A-S-E
my love is an emergency.
come back to me, give me one more chance. to me, we’re inseparable.

i can’t believe that it’s over. i can never let you. that’s why you go to know:
i want love until i collapse from exhaustion.
please, just love me now. my only precious boy, let’s begin, let’s start again, ’till the end.

Today, Our failed anniversary. I didn't expect I will have a bad memories from date 19. It’s alright, I, even without you, I’m
alright. Even some of the days when I
remember, it’s alright. It's just because I miss you more today.

Truthfully, I don’t think I still
believe it. In a rainy day like today. Together we listened to our favourite song. But now,
I stare into your empty space for a while and
smile. baby you’re caramel macchiato. Still, near my lips, your scent is sweet, you’re more than the scent of caffe latte.

Do you remember this feeling, this
comfort. Will you come back? Will you come
back? One heart fluttering night. I waited all night in a dark room. I waited and waited for you and I cried a lot. Because I know it won’t work even if we meet again.

I waited and waited for you. I really hate you so much. But I hate myself for still crying and laughing because of you alone.

It’s because I miss you more today.
More because the wind feels cool and
the weather is so nice to have a confession.
If time passes a little, will I be able to
see you once more?
If you meet someone good and become
happy, Will you forget me?

The more I think that it’s over
I miss you so much that.

Desember 31, 2013

FANFICTION - Baby, It's Cold Outside...... [Chapter 2]

Baby It’s Cold Outside…
 [chapter II]



Cast       : SNSD – Jessica [OOC]
               EXO – Kai / Kim Jongin [OOC]
               Sistar – Hyorin [OOC]
               dan cast yang akan bermunculan pada chapter berikutnya.

Rate       : T

Genre   : Angst, Drama, Romance

 ===============================

2 bulan yang lalu

[ Kai’sPov ]
Kedua mataku kubuka perlahan. Aneh. Rasanya aku sudah membuka kedua kelopak mataku lebar-lebar, tapi tetap saja mataku tidak melihat secercah cahaya sedikit pun. Tanganku kugerakkan perlahan, mencoba menggapai apa pun yang berada dekat denganku. Telingaku menangkap bunyi yang aneh, mungkin semacam bunyi mesin yang berdengung namun suaranya lemah. Hidungku mencium bau khas rumah sakit.

Ah, akuingat. Saat sedang mengendarai sedanku sepulang dari rumah Jessica, ada sebuah truk yang melaju dengan kecepatan tinggi dari arah yang berlawanan denganku. Aku berusaha menghindar dengan cara membanting setir kearah kiri. Tapi, aku tidak ingat apa pun lagi sesudahnya.

“Jongin-ah... Jongin-ah... Omooo... akhirnya kau sadar juga.…”

Itu suara noonaku.
Telapak tanganku digenggam olehnya, rambutku juga diusapnya.

“Jongin-ah..astaga, aku sangat mengkhawatirkanmu… entah apa yang harus kukatakan pada mendiang eomma dan appa bila sampai terjadi apa-apa denganmu… syukurlah kau sudah sadar sekarang”

“nggh.. apa yang terjadi noona… mengapa gelap sekali disini? Sebenarnya aku dimana?”

Aku sedikit mengerang, aku merasa ada yang aneh dengan kedua kakiku. Aku tadi berusaha bangkit untuk duduk, namun aku merasa seperti tidak mempunyai kaki. aku mampu menyentuh kakiku, tapi entah mengapa kakiku terasa seperti mati rasa.

“Jongin-ah, tenanglah dulu…. Kau mau minum? Makan? Kau mau apa? Nanti noona belikan, ne”

“tidak, aku tidak ingin makan dan minum apa pun. Aku hanya ingin tahu aku dimana dan apa yang terjadi denganku!” bentakku.

“hiks.. sabarlah Jongin… kumohon tabahlah.. hiks..”

Aku mendengar Hyorin noona menangis. Sebenarnya apa yang terjadi? Aku semakin bingung.

“hiks.. kau mengalami kecelakaan semalam. Kau.... kehilangan penglihatanmu, dan… Dokter juga mengatakan bahwa kau.... hiks.... kau mengalami kelumpuhan pada kedua kakimu.. hiks..”

Apa?! Buta? Lumpuh? Aku buta dan lumpuh?
Hahhhhh....
rasanya aku ingin menjatuhkan diriku dari atas Namsan Tower! Aku tidak percaya aku buta dan lumpuh. Ini tidak lucu!

“noona, jangan bercanda denganku! Jangan membuat karangan yang tidak-tidak! Aku tidak mungkin mengalami buta dan lumpuh! Aku tidak mau! Usiaku masih muda, hidupku masih panjang! Aku tidak boleh kehilangan masa depanku!”

Aku kesal, aku tidak mau menerima takdirku. Jarum infus yang kurasakan menancap di tangan kananku langsung kutarik. Aku berusaha turun dari ranjang rumah sakit dengan susah payah. Aku mencoba turun dan menapak di lantai, namun tubuhku langsung ambruk karena kedua kakiku tidak dapat merasakan apa pun saat menapak di lantai. 

“Jongin! Apa yang kaulakukan… Dokter!! Suster!! Cepatlah datang…..” Hyorin noona menekan tombol pemanggil suster di atas ranjang rawat inap dengan panik. Beberapa menit kemudian dokter dan suster berdatangan. Dua orang perawat laki-laki mengangkat tubuhku kembali ke atas ranjang. Sedangkan, dokter memberikan suntikan penenang di lenganku.Tak sampai satu menit, kepalaku terasa sangat berat dan kemudain kesadaranku mulai hilang.
.
.
.
.
.
Seminggu kemudian, dokter sudah mengizinkanku untuk pulang dari rumah sakit. Namun, itu tidak membuat perasaanku membaik. Apa yang akan terjadi dengan hidupku selanjutnya?

Hyorin noona mendorong kursi rodaku memasuki kamarku. Aku hanya diam. Memang sejak kecelakaan itu aku jadi lebih banyak diam. Entahlah, rasanya hidupku sangat kurang. Aku kehilangan penglihatan dan kakiku. Hei, siapa yang tidak akan kecewa dengan keadaan seperti ini? 

Aku Kim Jongin. Pemuda berusia 18 tahun yang baru saja memasuki bangku kuliah semester satu selama tiga bulan. Tinggal di apartment berdua dengan noonaku. Memiliki kekasih yang sangat kucintai. Dan harta berlimpah dari warisan perusahaan appaku.

“Jongin-ah… aku akan ke dapur sekarang dan memasak makan malam untuk kita, kau ingin ap auntuk menu makan malam hari ini? Noona akan memasakannya untukmu” kata noonaku setelah membantuku berbaring di kasurku.

“aku tidak mau makan” jawabku ketus sambil menarik selimut menutupi kepalaku.

“ayolah Jongin, kau harus makan..atau kau ingin yang lain?” noonaku beralih duduk di tepi ranjangku.

“aku ingin kita pindah apartment, dan jangan sampai ada yang tahu keadaanku seperti ini. Jangan memberi kabar apa pun kepada teman-temanku. Pokoknya jangan sampai ada yang tahu aku buta dan lumpuh! Sudah, aku mau tidur”

Hyorin noona terdiam mendengar perkataanku, tapi tak lama ia berkata lagi.
“Jessica? Bagaimana dengannya? Sudah seminggu ini ia tidak mengetahui kabarmu kan? Kau ingin aku menghubunginya untukmu? Atau aku akan mengetikkan pesan untuknya. apak-......”

“tidak! Dia juga tidak boleh tahu tentang hal ini! Cukup bawa aku pindah dari sini dan menjauh dari orang-orang yang aku kenal!” Aku memotong perkataan Hyorin noona dan menangis dalam diam.

Hatiku sakit. Aku tidak mau Jessica mengetahui bahwa kekasihnya ini buta dan lumpuh. Siapa yang mau berpacaran dengan pemuda yang buta dan lumpuh? Jessica pasti akan meninggalkanku, sebelum itu terjadi lebih baik aku yang mundur dari hidupnya lebih dulu. Bila aku pergi diam-diam seperti ini, dia pasti akan membenciku dan mencari kekasih barukan? Biarlah aku yang merasakan sakitnya perasaan ini. Jessica sudah cukup menderita dalam hidupnya.

========================================================================
TBC




Desember 20, 2013

FANFICTION - Baby, It's Cold Outside...... [Chapter 1]






Casts     :  SNSD – Jessica [OOC]
                 EXO   - Kai / Kim Jongin [OOC]
                 dan cast yang akan bermunculan di chapter berikutnya.

Genre   :  Angst, Drama, Romance

Rate       :    T

Chapter 1


[Jessica POV]

Aku sedang mengetik tugas akhir semesterku di kamar, saat ku lirik jam sudah menunjukan pukul 11 malam. Ku nyalakan layar handphoneku sebentar, hanya untuk mengecheck apakah ada kabar darinya. Begitu layar handphoneku menyala, kulirik bagian kiri atas handphoneku apakah ada notif pesan singkat, telepon, email, ataupun sekedar chat darinya, tapi nihil.

Ku matikan laptopku, ku taruh handphoneku dipinggir tempat tidurku, lalu kubaringkan tubuhku untuk beristirahat sejenak sambil menatap langit – langit kamarku. Otakku sibuk berfikir, antara tugasku yang harus segera selesai, biaya kuliah yang belum lunas, beberapa anggota geng dikampusku yang tidak suka denganku dan selalu berusaha memfitnahku, dan dia yang lagi – lagi tak ada kabar. Kuputuskan untuk mengirim pesan singkat kepadanya sebelum aku tidur,

good night Jongin ^^  sweet dream, sleep tight

                                                               ********************

Pagi hari, aku terbangun karena bunyi alarm di handphoneku. Ku raba pinggir tempat tidurku dengan mata yang belum terbuka sepenuhnya. Ku matikan alarm di handphoneku dan lagi – lagi aku mengecheck apakah ada kabar darinya. Kulihat 1 notif e-mail, segera kubuka. Tapi aku harus menahan kecewa, itu hanyalah email dari temanku. Oh ayolah Sica, mungkin ia belum bangun tidur, atau ia sudah bangun tapi terlalu sibuk untuk memegang handphonenya. Kuputuskan untuk mandi dan bersiap – siap ke kampus.

Selesai mandi, lagi – lagi aku mengecheck handphoneku, kosong. Kosong! Hhh….. ku tarik nafas dalam. Ya, dia pasti sibuk. Lalu kuputuskan untuk menyapanya duluan lagi hari ini.

good morning Jongin ^^ have a nice day… don’t skip your breakfast! Okay?’

                                                            ******************

Jam terasa begitu lambat selama di kelas, mata pelajaran kuliah mulai terasa membosankan. Untungnya, jam pulang telah tiba. Aku pun melangkahkan kakiku pulang. Tak ingin berlama lama di kampus, karena aku memang bukanlah gadis yang senang berada ditengah keramaian dan berkumpul dengan gadis – gadis lain, membicarakan tentang trend fashion terbaru, cafĂ© yang murah dan enak, gossip artis international terbaru, ataupun menggosipkan mahasiswa lain. Aku selalu menjadi mahasiswi yang pulang duluan.

                                                             ******************
Kulangkahkan kakiku berjalan melewati pertokoan ditengah kota. Deretan toko berjajar memajang barang mereka dan saling bersaing satu sama lain. Kueratkan jaketku, dan memasukkan telapak tanganku kedalam saku mantelku. Udara mulai terasa dingin. Sepertinya salju pertama akan segera turun. Aku melewati restaurant Jepang, aroma masakan khas Jepang tercium semerbak. Aku jadi ingat saat kencanku dengannya waktu awal hubungan kami dulu. Dia suka makanan Jepang, akupun begitu.

Aku melewati toko kaset dan dvd. Kami maniak film barat. Terutama dia. Kami suka mengoleksi dvd film barat dan menontonnya bersama di akhir pekan. Saat akhir pekan aku akan kerumahnya, atau dia datang ke apartment kecilku untuk menonton film bersama. Hanya sekedar menonton. Kami masih bisa menahan nafsu masing – masing.

Aku berjalan lagi melewati taman kota yang tampak sepi, karena pasti anak – anak dilarang oleh orang tua mereka keluar pada cuaca sedingin ini. Kulihat kursi taman yang kosong. Aku tersenyum kecil.

Kita pernah duduk dan mengobrol disana’.

Aku berkata dalam hati. Taman, tempat kencan favorit aku dan dia. Duduk di kursi taman saat malam sambil menatap bintang. Aku menyenderkan kepalaku di bahunya. Tangan kirinya merangkul pinggangku erat dari belakang. Hhhh… betapa aku merindukan kencan bersamanya.

Akhirnya aku sampai didepan pintu apartment kecilku. Tempat ini bukan tidak memiliki kenangan, salah! Tempat ini pun memiliki banyak kenangan lebih dari tempat – tempat lainnya. Dari mulai saat dia mengantarku pulang lalu mengecup keningku sekilas sebelum ia pulang, di depan pintu rumahku. Ruang tamu yang merangkap ruang tv, tempat aku dan dia menonton film bersama. Sofa yang ukurannya pas untuk di duduki oleh dua orang, tempat kami duduk mengobrol dan bercanda dan saling menggoda satu sama lain.

Ruang makan dan dapur, saat aku kehabisan bahan makanan ataupun malas memasak dan membeli makanan, atau sifat pelupaku kambuh dan tidak makan seharian karena terlalu sibuk dengan laptopku, lalu dia datang membawakan makanan dan mengatakan

‘kamu harus makan, kesehatan kamu lebih penting daripada kesehatanku. Aku namja, fisikku lebih kuat’.

Lalu kamarku.  Aku ingat saat aku sakit dan dia rela menerobos hujan deras hanya karena khawatir dengan keadaanku. Saat aku demam dan dia menemaniku yang tidak bisa tidur dan mencium keningku dan dia bilang

‘aku sudah datang, ayo tidurlah… aku akan menemanimu. Aku janji akan ada disampingmu saat kau terbangun nanti’

‘tessss.. tesss..’
Airmata mulai terasa mengalir di pipiku.  
‘hiksss…hikssss..’
aku tak bisa menahan tangisku lagi.

Badanku yang bersandar di dinding ruang tamu apartmentku merosot jatuh kebawah. Kubenamkan wajahku di sela – sela kedua lututku yang ku tekuk.

‘baby…. Aku tak tahan lagi………’ 

kata – kata itu meluncur keluar dengan lirih dari bibirku yang bergetar menahan isak tangisku.
Hampir dua bulan dia tidak memberiku kabar. Setiap pesan singkat, email dan teleponku tak ada respon ataupun balasan darinya! Kenapa?! Apakah aku melakukan kesalahan yang fatal kepadanya?! Apakah pernah ada perkataanku yang tidak pantas kuucapkan kepadanya?! Apa salahku!

Ataukah…..


Dia sudah…………………………..bosan? jenuh?
Apakah dia sudah jenuh kepadaku dan menemukan gadis yang lebih menarik?
Hahahahaha….. aku hanya tertawa hambar pada pikiranku. Kugigit bibirku menahan tangisanku yang akan pecah lagi. Aku merasa dadaku sesak. Sangat sesak. Sakit dan sesak.


Apakah kau pernah merasa sangat merindukan seseorang sampai rasanya seluruh tubuhmu sakit bila mengingat kau tidak bisa bertemu dengannya?

                                                *****************************
                                                                       TBC
what happen with Kai?? the answer is in chapter 2!