Tampilkan postingan dengan label contoh makalah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label contoh makalah. Tampilkan semua postingan

Juni 29, 2016

[Contoh Tesis] Analisis Nilai Uchi-Soto pada Kehidupan seorang Himono Onna dalam Drama Hotaru no Hikari



1.    PENDAHULUAN
Manusia sebagai mahluk sosial tentunya memerlukan kehadiran orang lain dalam hidupnya. Sedari dulu, manusia sebagai mahluk sosial hidup dalam kelompok-kelompok. Kelompok tersebut dibagi dalam dua jenis, ada kelompok besar dan kelompok kecil.
Masyarakat Jepang mengenal dua istilah kelompok manusia dalam kehidupannya, yakni Uchi dan Soto. Uchi dapat didefinisikan sebagai (1) bagian dalam, (2) rumah saya, (3) kelompok saya, dan (4) istri saya atau suami saya(1). Sebaliknya, Soto berarti (1) bagian luar, (2) luar ruangan, (3) kelompok lain, dan (4) di luar rumah(2).
Meskipun hal seperti ini terlihat biasa saja di mata masyarakat luas, namun bagi orang Jepang, kedua istilah ini memegang peranan penting dalam menentukan bagaimana cara bersikap. Cara berperilaku orang Jepang bergantung pada situasi dimana ia berada. Maksudnya adalah, perilaku seseorang tergantung dari situasi apakah dia sedang berada dalam kelompoknya (uchi) atau ia sedang berada di luar kelompoknya (soto).
Selain cara bersikap dan berperilaku, penggunaan bahasa pun (formal atau informal) juga melihat situasi dalam kelompok manakah seorang individu sedang berada. Orang Jepang akan menggunakan bahasa yang sopan dan terkesan menutupi perasaan atau maksud sebenarnya dari perkataannya saat sedang berada di luar kelompoknya. Dan sebaliknya, orang Jepang akan merasa bebas mengungkapkan perasaanya saat sedang berada di sekitar kelompoknya sendiri.
Contohnya, saat seorang mahasiswa ditanya oleh dosennya tentang proses penulisan skripsinya, mahasiswa itu tidak akan berkata “sudah selesai” atau ”belum selesai”, biasanya mahasiswa itu akan memberikan jawaban yang terkesan ‘menggantung’. Namun saat ia ditanya oleh temannya, maka ia akan dapat dengan leluasa mengatakan “belum” atau “sudah selesai”.
Tentu saja masyarakat Jepang terkenal dengan keformalan, kekakuan dan kesopanan dalam cara berbahasanya. Karena itulah dalam bahasa Jepang terdapat Sonkei-go yang biasanya digunakan oleh bawahan saat berbicara kepada atasannya.
Perbedaan kontras antara perilaku di dalam Uchi  dan Soto sudah hampir tidak terlihat lagi saat ini di Jepang. Oleh karena itu melalui tulisan ini, Penulis merasa tertarik untuk mencoba mencari nilai konsep Uchi-Soto pada kehidupan seorang Himono Onna yang terdapat di dalam drama Hotaru No Hikari  (Glow of  a Fireflies).
Dalam pembuatan tulisan ini, penulis menggunakan metode kajian kepustakaan untuk mendapatkan data dan informasi yang dibutuhkan, sedangkan pada saat mengkaji data, penulis menggunakan metode deskriptif analitis yaitu membahas suatu masalah dengan cara menata dan mengklasifikasikan data serta memberikan penjelasan tentang keterangan yang terdapat pada data-data tersebut, kemudian menganalisis data-data yang telah diperoleh.
2.    PEMBAHASAN
Secara harfiah, Himono berarti ikan kering (dried fish), dan Onna berarti wanita. Himono Onna bila diartikan secara langsung menjadi “Wanita Ikan Kering”. Himono Onna adalah seorang wanita, biasanya berumur di akhir 20 tahunan atau lebih tua yang telah menyerah pada hubungan cinta dan seks. (http://urbandictionary.com/define.php?term=himono-onna/ )
Istilah Himono Onna berasal dari serial drama Hotaru no Hikari” yang kisahnya diangkat dari  serial Manga yang berjudul sama. Serial drama ini ditayangkan di Jepang pada Juli 2007 (season  1) dan Juli 2010 (season 2). Oleh karena itu istilah ini pun telah digunakan oleh masyarakat  Jepang sejak tahun 2007.
Himono Onna digambarkan sebagai sosok wanita Jepang yang memiliki dua kepribadian. Saat di luar rumah (di kantor atau saat sedang berjalan-jalan) ia dikenal sebagai wanita yang rapi, cantik dan menarik, tetapi saat di rumahnya sendiri semua penilaian itu akan hilang. (http://japanesestation.com/inilah-fenomena-himono-onna-wanita-ikan-kering-di-jepang/ )

Dia akan berubah menjadi wanita yang berantakan, tidak memperhatikan penampilan, rambut diikat asal, memakai celana training dan hanya tidur-tiduran sambil ngemil di depan televisi. Begitu jam pulang kerja, Himono Onna akan langsung pulang ke rumahnya dan tidak hang-out bersama teman-temannya atau mencoba kencan buta seperti para wanita seusianya. Saat di rumah, wanita Jepang ini juga tidak membereskan tempat tinggalnya. Ia hanya akan makan snack dan minum beer sambil tiduran di depan televisi.
2.1                       Sinopsis Drama Hotaru No Hikari

Tokoh utama dalam drama Hotaru No Hikari adalah seorang gadis berusia 29 tahun yang bernama Amemiya Hotaru. Amemiya dikenal sebagai seorang gadis yang cantik, menarik, ramah dan cekatan di kalangan rekan-rekan kantornya. Ia tinggal sendiri di sebuah rumah yang ia sewa dari seorang kakek-kakek di kota. Amemiya baru beberapa bulan menjadi seorang karyawan tetap di sebuah perusahaan yang bergerak di bidang interior design.

Di tempatnya bekerja, Amemiya selalu berpakaian rapi dan memakai make up meskipun tidak tebal. Ia juga berhasil membuat seorang karyawan baru, Teshima Makoto, jatuh cinta padanya hanya pada pertemuan pertama. Namun, dibalik itu semua sosok Amemiya di luar rumah dan di dalam rumahnya sangatlah berbeda(4).

Begitu pulang ke rumah, Amemiya akan mengganti pakaian bekerjanya dengan kaus belel dan celana training kebesaran serta mengikat satu rambutnya di atas kepala. Lalu ia akan bersantai, bermalas-malasan sambil makan snack  dan minum beer kalengan. Rumahnya pun jauh dari kata bersih dan rapi. Semua barang tergeletak begitu saja tanpa diatur dan debu tebal dimana-mana.

Selain cara berpakaian, cara berbicara pun akan berubah. Di rumahnya, ia senang berbicara sendiri ataupun mengajak kucingnya berbicara dan menggunakan ‘bahasa bayi’ (gaya bahasa yang dibuat imut contohnya menyebut “susu” menjadi “cucu”). Amemiya benar-benar menjadi sosok orang lain ketika di rumah. Dan Amemiya pun telah memutuskan bahwa ia tidak akan jatuh cinta pada sosok pria manapun karena ia tidak percaya pada cinta.

Suatu hari saat Amemiya sedang menikmati tidurnya di hari libur, ada seorang pria yang masuk ke rumahnya tanpa permisi. Dan ternyata pria itu adalah Takano Seiichi, Buchou (manajer) di kantornya. Takano terpaksa pergi dari apartemen mewahnya karena sedang bertengkar hebat dengan istrinya, lalu ia memutuskan untuk tinggal di rumah orangtuanya yang tanpa ia ketahui ternyata telah ditinggali oleh Amemiya.

Pada awalnya Takano sangat bingung dengan perbedaan kontras sosok Amemiya saat di kantor dan di rumah. Ia juga memaksa Amemiya untuk mencari tempat tinggal lain karena ia ingin tinggal sendiri di sana. Namun lama kelamaan ia bisa memaklumi gaya hidup Amemiya dan mereka tinggal bersama di bawah satu atap.

Istilah Himono Onna adalah ungkapan yang diberikan oleh sang Buchou kepada Amemiya. Pada episode 1 season 1 drama Hotaru no Hikari, saat Takano memutuskan untuk tinggal bersama Amemiya, Takano mengatakan bahwa Amemiya adalah seorang Himono Onna. Berikut dialognya;

Takano                      : “Ayo tinggal bersama”
Amemiya                   : “Eh?”
Takano                      : “Aku sudah memutuskan kau boleh tinggal disini”
Amemiya                   : “Buchou.... Tapi kau bilang kau tidak bisa
                                       Tinggal  dengan wanita selain istrimu”
Takano                      : “Aku sudah memutuskan kau bisa tinggal
                                       bersamaku, karena kau bukan wanita. Ya! Kau
                                       bukan wanita,  melainkan Himono Onna
Amemiya                  : “He? Himono Onna?” (dengan nada terkejut)
Takano                        : “Hidupmu sangat berantakan, tidak
                                       Memperhatikan penampilan, tidak memiliki
                                       keanggunan sedikit pun, setiap saat hanya
                                       minum Beer. Kau juga sudah pasrah
                                       dengan kehidupan asmaramu meskipun kau
                                       masih muda. Hidupmu sudah kering (dry)
                                       sebagai wanita, seperti Himono



2.2                       Analisis Konsep Uchi-Soto dalam Drama
Tokoh Amemiya merupakan karyawan bawahan dari Takano Seiichi yang merupakan manajer di perusahaan tempatnya bekerja. Meskipun mereka telah tinggal bersama di bawah satu atap, namun saat di kantor mereka tetap menggunakan bahasa formal saat bertemu dan berbicara. Amemiya juga menampilkan sikap hormat kepada atasannya tersebut di dalam kantor.
Berbeda saat di rumah, Amemiya sudah menganggap Takano, manajernya, sebagai bagian dari uchi-nya. Ini dapat terlihat dengan sikapnya yang tidak menutup-nutupi gaya hidup aslinya kepada sang manajer dengan tetap mengenakan pakaian ‘kebangsaanya’ yaitu kaus belel dan celana training kebesarannya dan tetap mengikat rambutnya asal-asalan. Selain itu Amemiya pun tidak malu-malu kepada sang manajer dan menceritakan semua keluh kesahnya dan berbagi cerita masa kecilnya kepada Takano.
Dari segi pemakaian bahasa, saat di kantor Amemiya menggunakan bahasa formal kepada Takano. Sedangkan saat di rumah, Amemiya menggunakan bahasa informal dan menganggap Takano seperti teman sebayanya. Tak jarang Amemiya kembali menggunakan ‘bahasa bayi’nya saat menjawab perkataan-perkataan Takano.
Berikut contoh kata-kata yang diucapkan oleh Amemiya kepada Takano.
Takano     : “Apa di rumah ini tidak ada cangkir?”
Amemiya : “Ha’i, arinsu*!
*arinsu adalah bentuk variasi dari arimasu yang digunakan oleh kalangan wanita prostitusi di distrik Yoshiwara pada zaman Edo.
Saat Amemiya akan makan malam bersama Takano di rumah, ia mengucapkan “Itadakimamboo**!”.
** Penulis merasa Amemiya memainkan kata Itadakimasu disini.
Dan saat Amemiya menjawab pertanyaan-pertanyaan dari Takano saat di rumah iya kembali memainkan kata seperti “Ha’i” menjadi “Ha’i-yo!

3.    KESIMPULAN
Dalam drama Hotaru No Hikari ini, ada sebuah fenomena yang muncul di Jepang, yaitu Himono Onna. Himono Onna adalah seorang wanita, biasanya berumur di akhir 20 tahunan atau lebih tua yang telah menyerah pada hubungan cinta dan seks.
Himono Onna digambarkan sebagai sosok wanita Jepang yang memiliki dua kepribadian. Saat di luar rumah (di kantor atau saat sedang berjalan-jalan) ia dikenal sebagai wanita yang rapi, cantik dan menarik, tetapi saat di rumahnya sendiri semua penilaian itu akan hilang.
Dalam cerita drama ini, Amemiya yang merupakan seorang Office Lady dan merupakan karyawan bawahan dari sang manajer, Takano Seichii, terpaksa tinggal bersama di bawah satu atap karena suatu insiden.
Saat berada di luar rumah (soto) Amemiya akan bersikap hormat, sopan dan menggunakan bahasa formal saat berbicara dengan sang manajer. Namun saat di rumahnya (uchi) Amemiya akan bersikap semaunya, mengekspresikan perasaannya dengan bebas dan bahkan menggunakan bahasa informal yang terkadang aneh kepada Takano. Semua itu dilakukan Amemiya karena Takano adalah bagian dari uchi-nya.
Menurut pendapat saya, fenomena ini dapat terjadi di Jepang karena para wanita mendapat tuntutan yang cukup kuat dari lingkungan di sekitarnya. Para wanita memiliki tekanan untuk selalu tampil cantik, langsing dan menarik, sedangkan pekerjaan mereka di kantor pun telah membuat stress. Karena hal itulah mereka melampiaskannya di rumah dengan bersikap semaunya.
Himono onna berbeda dengan Parasito Singguru (Parasite Single) , karena biasanya para wanita ini tinggal sendiri di kota dan jauh dari orangtua sehingga mereka bebas melakukan semuanya sendiri.

4.      DAFTAR PUSTAKA




Davies and Ikeno (2002) The Japanese Mind, p. 217

[Contoh Makalah] Indonesia Darurat Kekerasan dan Pelecehan Seksual



PEMBAHAHASAN

Kita pasti sering melihat di televisi ataupun membaca di koran berita tentang pelecehan seksual dan pemerkosaan. Definisi dari pelecehan seksual adalah perilaku pendekatan-pendekatan yang terkait dengan seks yang diinginkan, termasuk permintaan untuk melakukan seks, dan perilaku lainnyayang secara verbal ataupun fisik merujuk pada seks. Sedangkan, pemerkosaan adalah suatu tindakan kriminal berwatak seksual yang terjadi ketika seseorang (atau lebih) memaksa orang lain untuk melakukan hubungan seksual.

Di zaman kuno hingga akhir abad pertengahan, pemerkosaan pada umumnya tidak dianggap sebagai kejahatan terhadap seorang perempuan, melainkan lebih kepada pribadi sang laki-laki yang ‘memilikinya’. Jadi, hukuman atas pemerkosaan seringkali berupa denda, yang harus dibayarkan kepada sang ayah atau suami yang mengalami ‘kerugian’ karena harta miliknya ‘dirusak’. Posisi ini kemudian diubah di banyak lingkungan budaya karena pandangan bahwa seperti halnya si ‘pemilik’ , si perempuan itu sendiripun ikut mendapatkan ganti ruginya.

Pelecehan seksual dapat terjadi di mana saja baik tempat umum seperti bis, pasar, sekolah, kantor maupun di tempat pribadi seperti rumah. Dalam kejadian pelecehan seksual biasanya terdiri dari 10 persen kata-kata pelecehan, 10 persen intonasi yang menunjukkan pelecehan, dan 80 persen tindakan non verbal.

Walaupun secara umum wanita sering mendapat sorotan sebagai korban pelecehan seksual, namun pelecehan seksual dapat menimpa siapa saja. Korban pelecehan seksual bisa jadi adalah laki-laki ataupun perempuan. Korban bisa jadi adalah lawan jenis dari pelaku pelecehan ataupun berjenis kelamin yang sama.

Pelaku pelecehan seksual bisa siapa saja terlepas dari jenis kelamin, umur, pendidikan, nilai-nilai budaya, nilai-nilai agama, warga negara, latar belakang maupun status sosial. Korban dari perilaku pelecehan seksual dianjurkan untuk mencatat setiap insiden termasuk identitas pelaku, lokasi, waktu, tempat, saksi dan perilaku yang dilakukan yang dianggap tidak menyenangkan. Serta melaporkannya ke pihak yang berwenang.

Apakah pelecehan dan pemerkosaan itu termasuk ke dalam tindakan kekerasan seksual?

Dari hasil pendokumentasian Komnas Perempuan menyatakan ditemukan ada 14 bentuk yang merupakan kekerasan seksual, di antaranya:

1.      Perkosaan
2.      Pelecehan seksual (verbal, gerak tubuh, pandangan mata)
3.      Eksploitasi seksual
4.      Penyiksaan seksual
5.      Perbudakan seksual
6.      Intimidasi / serangan bernuansa seksual termasuk ancaman atau percobaan perkosaan
7.      Prostitusi paksa
8.      Pemaksaan kehamilan
9.      Pemaksaan aborsi
10. Pemaksaan perkawinan
11. Perdagangan perempuan
12. Kontrol seksual
13. Penghukuman tidak manusiawi dan bernuansa seksual
14. Praktik tradisi bernuansa seksual



Dimanakah wilayah yang paling rawan terkena tindak kekerasan seksual?

Menurut data Komnas perempuan tahun lalu, Indonesia mencatat lebih dari 6000 kasus kekerasan seksual. Sebagian di antaranya terjadi di dalam rumah tangga. Sementara sisanya di komunitas-komunitas sosial.

Yayasan Kita dan Buah Hati mencatat Aceh sebagai provinsi dengan tingkat kasus pelecehan seksual tertinggi di Indonesia. Korban tidak hanya perempuan. Menurut data Badan Pemberdayaan Perempuan dan Anak-anak, daerah syariat islam itu pada tahun 2015 mencatat 147 kasus pelecehan seksual terhadap anak-anak di bawah umur.

Komisi Nasional Anti Kekerasan Terhadap Perempuan mencatat pada tahun 2015 terdapat 321.752 kasus kekerasan terhadap perempuan. Dapat disimpulkan sekitar 881 kasus yang terjadi setiap hari. Angka tersebut didapatkan dari pengadilan agama sejumlah 305.535 kasus dan lembaga mitra Komnas Perempuan sejumlah 16.217 kasus. Menurut pengamatan mereka, angka kekerasan terhadap perempuan meningkat 9% dari tahun sebelumnya.

Sementara itu, pemerintah Indonesia berupaya memperberat hukuman bagi pelaku kekerasan seksual dengan menambah masa maksimal hukuman penjara selama 20 tahun serta memberikan hukuman tambahan berupa kebiri kimia, pemasangan chip, dan publikasi identitas pelaku. Hukuman itu akan dimuat dalam Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (PERPPU).







DAFTAR PUSTAKA