Januari 30, 2016

Perbedaan Utsukushii dan Kirei

[source: japanesestation]

kali ini akan membahas tentang
bedanya utsukushii 美しい「うつくしい」dan kirei 奇麗「きれい」.

Kata kirei memang lebih sering digunakan dalam keseharian
dibandingkan utsukushii, karena jika kita mencari dalam kamus arti dari kata utsukushii sendiri memiliki makna yang lebih sempit dari pada kirei . Kirei bisa diartikan cantik, bersih, dan rapih. Kemudian jika dilihat dari penggunaannya kirei lebih menunjukkan ‘cantik’ yang terlihat oleh mata. Seperti warna, bentuk, dan sesuatu yang terlihat cantik atau bersih.

Sedangkan kata utsukushii biasa dipakai untuk menunjukkan kemegahan, keindahan dari sebuah sosok, warna ataupun suara.Utsukushii sendiri biasanya menunjukkan makna “Cantik, Indah” yang berasal dari dalam. Dan juga bisa menunjukkan sesuatu yang emosional, seperti keindahan dalam sebuah hubungan.

Meskipun keduanya memiliki arti ‘cantik’ tapi ada suatu nuansa yang berbeda. Kalau kita mengucapkan utsukushii, nuansa dari kata tersebut terdengar lebih elegan dan anggun. Berikut ini contohnya ya:
日本のじょせいはきれいです。 Nihon no Josei wa kirei desu . Wanita Jepang cantik.
日本のじょせいはうつくしいです。 Nihon no Josei wa utsukushii desu . Wanita Jepang anggun.

Penggunaan kata Kimochi

[Source : japanese station]

Kalau kalian mendengar kata-kata ‘ kimochi’ 気持ち「きもち」apa yang ada di pikiran kalian?

Tau ngga sih arti dari kata “kimochi ” 気持ち「きもち」? Secara harfiah, arti “kimochi ” 「きもち」 adalah rasa, perasaan. Ada 2 frasa dari kimochi yang biasa dipakai sehari-hari, yaitu kimochi ga ii 「気持ちがいい」dan kimochi ga warui 「気持ちがわるい」.

Pertama, kimochi ga ii , atau bisa disingkat kimochi ii 「気持ちいい」, artinya nyaman. Misalkan, setelah melakukan aktivitas yang
banyak terus cape, badan pegal-pegal, waktu sampai ke rumah kalian langsung merebahkan
diri atau kalau orang Jepang biasanya berendam air hangat, apa yang kalian rasakan? Nyaman kan? Nah, di situ kalian bisa berkata
“気持ちいい~”.

Yang kedua, kimochi ga warui 「気持ちがわるい」, bisa disingkat menjadi kimoi 「きもい」, artinya jijik. Kata ini dipakai jika kita merasa jijik atau tidak nyaman dengan sesuatu yang kalian lihat atau dengar. Misalkan, ketika kalian
mendengar seseorang berkata gombal atau ada teman yang tiba-tiba bertingkah manja atau seperti anak kecil sampai kalian ngerasa ngga tahan, di sini kalian bisa berkata “きもい!!”.

Januari 26, 2016

インドネシア人の健康意識について

インドネシア人の健康意識は低いと思います。インドネシア人は揚げ物と甘いものが大好きです。そして、インドネシア人はあまり歩きません。歩くよりangkot とojekを選びます。また、たばこを吸う人は多いです。インドネシア人の習慣は病気の時だけ病院へ行って定期的に健康診断を受けていません。でも、インドネシア人は早寝早起をしています。

私は健康のために週末ジョッギングをしています。私のダイエット方法は晩ご飯を食べないことです。そしてたくさんお水を飲みます。私の父は糖尿病と高コレステロールです。母は高血圧です。ですから、私は気をつけなければなりません。

健康でいるために一番大切なことは幸せでいることと思います。あなたが幸せな場合は痛みを感じません。おいしい食べ物があったり薬を飲んだりしても、ストレスがある場合は人生を楽しむことができないと思います。

私の町をきれいにするために


私はタンゲラング市に住んでいます。私の住んでいる町はジャカルタのとなりにあります。タンゲラングにはチサダネ川があります。雨季の時洪水になります。洪水の高さは1メートルから3メートルになります。とても大変です。だから、タンゲラングの住民は毎月二回kerjabaktiをします。kerjabaktiは皆と一緒に掃除するということです。男の人は掃除します。そして、男の人のために女の人は料理を作ります。掃除することは例えば、川をきれいにしたり木の枝を切ったり排水口を掃除したりします。

町をきれいにするためには3Rが大切だと思います。3Rとはリヂュース、リユース、リサイクルです。皆が小さなことから始めなければなりません。例えばマイバッグを持って買い物に行くと本当に必要な物かをよく考えるようになります。

Januari 25, 2016

手紙~拝啓~未来の私へ

拝啓この手紙を読んでいる私はどこで何をしているのだろう。20歳の私には誰にも話せないことがあります。たくさん友達がいても一人だと感じます。今は三年生だから、毎日とても大変ですよ。たくさん生活の問題があって、授業が難しくて、そして私の好きな人がいません。

早く卒業したいですね。両親にお金と家をあげたいです。だと、今の一番悩みは成功を収めた人になられますか。

未来の自分に宛てて、書く手紙ならきっと素直に打ち明けられるだろう。だいたい私は大学を出たいです。仕事に応募したいです。でも、両親は受け入れません。どしょうかな。。。

私は自分自身に話し続けます。「大丈夫よ、必ず明日はくるから」。

GAMBARI: KESABARAN DAN KEBULATAN TEKAD MASYARAKAT JEPANG

GAMBARI:
KESABARAN DAN KEBULATAN TEKAD MASYARAKAT JEPANG

Setelah restorasi Meiji pada 1868, Jepang dengan cepat memodernisasi dirinya, dan setelah Perang Dunia ke II, masyarakat Jepang membangun kembali negara mereka yang hancur menjadi negara yang berekonomi kuat. Bahkan saat ini, masyarakat Jepang dikenal rajin, terkadang sampai gila bekerja, karakterisasi ini diungkapkan dengan kata Gambari, bentuk kata kerja dari Gambaru.

Gambari menggambarkan komponen esensial dari masyarakat modern Jepang yang telah berlangsung sejak zaman dulu. Dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat Jepang sangat sering menggunakan kata Gambari, dan penggunaan yang berlebihan ini seakan menjadi karakter masyarakat Jepang yang terkadang menimbulkan efek negatif. Dan lagi, konsep Gambari sekarang berubah dan kehilangan kekuatan nilai tradisionalnya, terutama penggunaannya di kalangan muda. Bab ini akan meneliti cara berpikir masyarakat Jepang dan sifatnya secara nasional berdasarkan Gambari, alasan orang Jepang sangat rajin dan perubahan terbaru berkenaan dengan makna Gambari.

LATAR BELAKANG GAMBARI
Gambaru adalah kata yang sering diucapkan di Jepang, artinya berusaha sekeras mungkin dan bertahan. Contohnya, murid-murid Gambaru (belajar dengan tekun) dengan tujuan untuk lulus ujian masuk. Atlet-atlet juga Gambaru (berlatih dengan giat) untuk memenangkan pertandingan atau medali. Selanjutnya, karyawan perusahaan Gambaru (bekerja keras) untuk meningkatkan penjualan perusahaannya. Dan juga, ketika orang Jepang memutuskan untuk memulai sesuatu, mereka mempertahankan  Gambaru di dalam pikiran mereka selama proyek tersebut. Ketika seorang gadis desa meninggalkan desanya untuk mencari pekerjaan di kota, ia akan berjanji pada teman, orangtua dan gurunya bahwa ia akan Gambaru, dengan maksud ia tidak akan mengecewakan mereka. Kata ini juga digunakan seorang teman sebagai ucapan, seringnya sebagai bentuk perintah yaitu Gambare atau Gambatte. Pada situasi ini artinya menjadi agak ambigu. Orang Jepang menggunakan ekspresi ini sekurang-kurangnya sekali dalam sehari dengan ucapan selamat tinggal dan juga menuliskannya pada akhir surat. Dengan pengunaan kata ini mereka saling membesarkan hati dengan maksud “Tolong pertahankan kerja kerasmu sampai keinginanmu tercapai”. Kata ini mengkonotasikan pencapaian tinggi, motivasi dan orientasi pada keharmonisan kelompok (Wagatsuma, 1983, hal. 5). Kata ini juga digunakan di kalangan anggota kelompok untuk membesarkan hati anggota lainnya saat melakukan kerjasama. Contohnya, saat di lapangan sekolah, bisa didengar anak-anak berteriak “Gambare” atau “Gambatte” untuk mendukung teman-temannya berlari saat lomba. Tahun 1998, tim sepakbola Jepang berpatisipasi dalam pertandingan piala dunia yang diadakan di Perancis, dan supporter Jepang menyorakkan slogan “Gambare, Nippon!”. Selama pertandingan, slogan ini digunakan di progam-progam TV dan iklan-iklan setiap harinya. Dan juga, beberapa tahun lalu, setelah gempa besar di Kobe, muncul slogan “Gambarou Kobe! (Gambarou adalah bentuk keinginan dari Gambaru) untuk mendukung warga kobe membangun kembali daerah dan membenahi kehidupan mereka. Kebanyakan orang Jepang menggunakan kata ini secara rutin dan hampir dapat selalu ditemukan di koran. Kata Gambari memiliki banyak bentuk tergantung dari situasinya, dan dapat digunakan dengan makna yang luas.
MAKNA DARI GAMBARI
Makna dari gambari telah berubah seiring perkembangan zaman. Dulu, bermakna untuk menuntut dan meminta dari seseorang. Berdasarkan Kamus Bahasa Jepang Sanshodo (Kenbou, 1989, hal. 218) definisi Gambaru  (1) bekerja  keras dan bersabar, (2) meminta sesuatu kepada seseorang, dan (3) menempati suatu tempat dan tidak pernah meninggalkannya. Akhir-akhir ini, definisi yang pertama dijadikan makna yang utama dari Gambaru. Meskipun makna asli dari Gambaru masih diperdebatkan, dua teori telah dihasilkan. Argumen pertama, kata Gambari berasal dari Gambaru, “Memaksa mata seseorang, membuka lebar mata seseorang, meneruskan sesuatu”; argumen lainnya Gambaru berasal dari ga-o-haru “Untuk menjadi keinginan seseorang”, sebuah kata yang memiliki konotasi negatif untuk menuntut seseorang melanggar keputusan dan norma kelompok (Wagatsuma, op. cit.). Bagaimanapun sejak 1930, Gambaru sudah menjadi ungkapan positif, biasa digunakan untuk mendesak antusiasme kerja keras dari seseorang, biasanya untuk kelompok.
Berdasarkan Amanuma (1987, pp. 51-53) tidak ada bahasa asing yang memiliki makna sepadan dengan Gambaru. Dengan kata lain, tidak ada kata yang dapat mengungkapkan makna Gambaru dengan tepat. Amanuma (ibid., p,51) diskusi lebih lanjut dengan subyek para pelajar, jurnalis dan murid lulusan luar negeri yang mengetahui bahasa dan budaya Jepang dengan baik, ada ungkapan-ungkapan bahasa ibu mereka yang mirip dengan Gambaru, seperti aushalten, beharren, dan beharrung  dari Jerman, ties bon  dari Perancis, aguante  dari Spanyol, dan chaa you dari China. Orang Amerika bilang persist in atau persist on memiliki makna yang mirip dengan Gambaru, namun tidak menutup makna Gambaru secara seutuhnya dan tidak memiliki nuansa seperti Gambaru. Amanuma (ibid., pp. 49-50) bahkan kata dalam bahasa China dan Korea tidak memiliki kesetaraan dengan kata Gambaru, meskipun kata ini ditulis dengan karakter China yang dikenalkan ke Jepang melalui Korea. Keduanya memiliki karakter yang sama dengan Gambaru, namun tidak mengungkapkan nuansa yang sama. Gambaru menjelaskan keunikan Jepang dan mengungkapkan kualitas karakter orang Jepang.

CARA BERPIKIR YANG BERBEDA
Cara berpikir yang berbeda tentang pekerjaan yang berhubungan dengan konsep Gambaru dapat terlihat dalam dua peribahasa yang terkenal di Amerika dan Jepang. "Biksu yang tidak bekerja seharusnya tidak makan (Jepang), semua pekerjaan dan tidak bermain membuat Jack menjadi anak yang membosankan (Amerika)". Menurut Amanuma (Ibid., pp. 131-133), secara keseluruhan, mempunyai waktu luang, tidak melakukan apa-apa, atau tidak bekerja menciptakan perasaan tidak enak untuk orang Jepang. Mereka cenderung berpikir bahwa waktu luang adalah hal yang sia-sia, bahkan memalukan dan merasa tidak enak. Matsumoto (1994, p 142) juga mencatat di Jepang bekerja keras dan ketegangan saat serius dianggap baik: lalai tidak berusaha dengan keras, dan ideal adalah untuk membuat usaha yang serius, terlepas dari. Karena itu Jepang mencoba untuk Gambaru, dan dua contoh berikut menggambarkan karakteristik ini.
Lima hari sekolah dalam seminggu hanya terjadi dalam sebulan di Jepang sampai saat ini, ketika itu berubah menjadi 2x dalam sebulan,  menempatkan guru dan orang tua dalam kebingungan karena mereka tidak tahu apa yang harus anak-anak lakukan pada tambahan libur ini, dan konferensi harus diadakan di seluruh Jepang untuk mengembangkan kegiatan yang berguna untuk anak-anak. Selain itu Tsuzino menambahkan, banyak pria Jepang tidak mengetahui apa yang harus dilakukan tidak mengetahui apa yang harus dilakukan dengan diri mereka sendiri setelah mereka pensiun karena tujuan mereka dalam hidup hanya untuk bekerja. Sebagai hasilnya, jumlah orang tua yang bunuh diri meningkat dan permasalahannya adalah saat ini sedang dipertimbangkan hari diet Nasional.
Dengan kata lain, Matsumoto (1994, p.147) berpendapat bahwa sangat penting untuk orang Amerika mempunyai waktu luang. Di Amerika, orang-orang mengganggap kemampuan lebih penting daripada usaha, dan orang-orang yang dapat bersantai dan bahkan membuat lelucon dalam situasi yang serius dianggap baik. Kebanyakan orang Amerika juga berharap untuk pensiun cepat (Tsuzino, 1993, p. 158), sehingga toko alat tulis menawarkan berbagai kartu yang berisi ungkapan-ungkapan seperti "selamat pensiun". Tidak hanya di Amerika, tapi juga di prancis, pensiun diterima dengan sangat baik. Francois Mitterand, mantan presiden dari Prancis, menurunkan usia pensiun dari enam puluh lima tahun menjadi enam puluh tahun , dan reformasi ini dianggap salah satu yang terpenting selama 10 tahun kekuatan politiknya. Matsuoka (1989, p. 135) menjelaskan sikap-sikap yang kontras sebagai berikut:
Ada beberapa ungakapan yang kadang digunakan di Amerika tapi jarang digunakan di Jepang seperti "take it easy". Orang Amerika mengatakan kepada orang-orang yang sibuk bekerja, "take it easy" dan "don't work too hard". Kontras, Jepang mengatakan "gambatte"  (atau work hard) sebagai sebuah tanda dorongan. Orang Amerika, tentu saja juga berpikir bahwa perlu saja untuk menjadi rajin, tapi seperti pepatah mengatakan, "semua pekerjaan dan tidak bekerja membuat jack menjadi seorang anak yang membosankan", menyarankan bahwa bekerja terlalu keras tidak baik untukmu.
Bahkan di Korea, yang mempunyai kebudayaan hampir sama dengan Jepang, mempunyai ekspresi yang hampir sama dengan Amerika seperti "take it easy". Lee (1982, pp. 175-176) menjelaskan bahwa orang Korea kadang menggunakan ekspresi yang setara dengan "relax" atau "soften your body", untuk seseorang yang memulai project baru, hampir tidak pernah mengatakan "gambarre" atau "work hard". Potensi kekuatan mereka (ibid.); sebagai kontras, orang-orang Jepang cenderung untuk menunjukan kemampuan mereka melalui ketegangan dan usaha keras.

PENYEBAB LEBIH DALAM GAMBARI

Tiga alasan yang dapat menjadi gambaran asal mula dari semangat gambari :
Panen, kondisi geografis yang ada di Jepang, dan kesempatan yang sama untuk meningkatkan kelas sosial seseorang. Menurut Amanuma (1987, p. 140), pertumbuhan padi meninggalkan jejak pada karakter orang Jepang. Itu selalu menjadi hal yang lebih tradisional dan intensif dari pertanian di Jepang, sejak diperkenalkan dari China pada periode zaman Jomon. Gaya pertanian ini biasanya membutuhkan waktu kerja intensive terutama pada musim tertentu, khususnya selama menanam padi dan waktu panen. Dengan demikian, kebiasan pertanian kuno seperti bekerja dengan jangka pendek dan menggunakan kekuatan semua orang dikatakan telah membantu membangun semangat Gambari (ibid., p. 143). Disamping itu, menurut Miyazaki (1969, pp. 269-272), perbedaan iklim dan geografis Jepang sebagai penyebab karakteristik ketekunan orang Jepang: Iklim Jepang mempunyai suhu dan kelembaban yang tinggi. Disamping itu, kondisi geografis sangat sulit, sebagai contoh ada banyak bencana seperti banjir, angin taifu, dan gempa bumi. Gunung curam melingkupi sebagian wilayah dari pulau utamanya yang sempit. Kedua sisi pulau terdapat laut Jepang dan samudra pasifik, dan di tepi pantainya banyak lereng bukit curam dan beberapa daratan. Karena itu banyak sungai mengalir dengan cepat dan sering meluap disebabkan air hujan yang sangat deras. Dengan tantangan geografis seperti inilah yang tidak pernah memberikan orang Jepang rasa aman dan senggang; sebaliknya itu membuat mereka gelisah dan tekun.

Terakhir adanya peluang yang sama untuk naik ke status sosial yang lebih tinggi tersedia bagi orang Jepang dengan Gambaru sebagai dorongannya. Setelah restorasi Meiji, banyak perbaikan dalam kelas strukur dan sistem pendidikan mengambil alih. Kelas sistem pada Zaman Edo yang dikenal sebagai Shi-no-ko-sho (Samurai, petani, tukang, pedagang) telah dihapuskan pada Zaman Meiji dan dengan proklamasi mahasiswa (dorongan untuk pendidikan) yang disebarluaskan pada 1872, sekitar 80% anak-anak mempunyai kesempatan untuk sekolah. Selain itu pada 1947 dikeluarkan dekret wajib pendidikan dan nyaris semua anak menerima pendidikan, memberi semua orang kesempatan untuk mencapai tingkatan yang lebih tinggi untuk pendidikan dan mencapai posisi yang lebih baik dalam masyarakat. Amanuma (1987, hal 154) menegaskan bahwa rantai yang mengikat pembaruan ini memungkinkan semua individual di Jepang untuk mencapai posisi dalam masyarakat melalui usaha mereka sendiri; yaitu melalui Gambari.

Banyak orang Jepang meraih pencapaian hebat dari kalangan rakyat biasa, bahkan dari keluarga miskin. Perdana menteri seperti Hirofumi Ito dan pemimpin dari Honda dan Mistubishi datang dari masyarakat kelas bawah. Jadi, banyak siswa yang belajar pada Zaman Meiji diikat oleh rasa Gambaru, memimpikan menjadi Perdana Menteri atau meraih gelar doktor di masa depannya. (Kato, 1978 hal 183-188).

Bahkan sampai sekarang anak sekolah belajar sangat keras supaya lulus ujian masuk Universitas yang bagus karena begitu masuk ke sekolah seperti itu mereka akan dihormati dan tentu mendapatkan pekerjaan di perusahaan yang bagus. Pencapaian sosial dan persamaan  peluang yang disediakan sistem pendidikan membuat dunia yang kompetitif dan diperkuat oleh semangat orang Jepang yaitu Gambari.

MASALAH-MASALAH PADA GAMBARI

Untuk orang Jepang, melakukan yang terbaik dan bertahan dengan sabar dalam keadaan yang sulit untuk mencapai suatu tujuan yaitu Gambaru bertujuan untuk meraih kebajikan tertinggi. Tapi, kadang hasil dari Gambaru menyebabkan hasil-hasil yang negatif. Contoh pada umumnya adalah Karoshi, kematian yang disebabkan kerja yang berlebihan meningkat angkanya dari tahun ke tahun. Para pengusaha sering memaksa bekerja hingga larut malam tanpa istirahat atau hiburan, dan akibatnya sebagian dari mereka meninggal karena serangan jantung atau stroke. Angka klaim yang ditulis oleh para keluarga untuk kompensasi dari kematian karena kerja berlebihan rata-rata per tahun di Jepang adalah 500, tetapi pada kenyataannya bisa mencapai 1000, karena perusahaan sering berupaya menutupi untuk menghindari pertanggung jawaban (Kawato, 1991, hal 80.) Menurut Kawato(ibid., hal. 10)

Alasan untuk kerja berlebihan adalah hasil dari pemikiran untuk menjadi karakter pekerja yang rajin dan sifat alami pengusaha. Pertama, nilai dari para pekerja yaitu –gambari- tidak memberikan mereka waktu untuk istirahat. Kedua, atmosfir dalam perusahaan yang mengharuskan para pekerja melakukan gambaru. Pekerja yang beristirahat dan tidak mengambil lembur akan diasumsikan bukan karyawan yang baik. Pemikiran seperti ini akan menjauhkan pekerja tersebut dari promosi, selain itu beberapa pekerja yang ,menolak lembur akan dipecat.

Kefanatikan orang Jepang juga bisa dilihat dalam gambari. Menurut Miyazaki (1969, hal 274), orang di Jepang gampang dipengaruhi oleh yang lain-lain dikarenakan kepentingan kelompok, membuat orang-orang seperti ini menjadi fanatik dan kehilangan kendali dalam situasi tertentu. Kefanatikan ini direflesikan dalam gambari, yang sering ditunjukan secara buta dan serta merta, seperti yang sering dipamerkan selama perang dunia ke II:

Selama perang, otoritas militer mengambil keuntungan dari karakteristik orang Jepang ini. Orang Jepang dihadapkan pada gambaru dan banyak pergi perang dengan kesetian buta. Sebagian, walaupun menentang kebijakan ini, mereka disingkirkan. Kesetiaan buta dan kefanatikan membuat perang menjadi mengerikan. (Amanuma, 1987 hal 67-68)

PERUBAHAN SIKAP TERHADAP GAMBARI
Konsep dari gambari sekarang telah berubah, dan ungkapannya mengilangkan kekuatan tradisional terutama di kalangan anak-anak muda. Menurut banyak kritik, anak-anak Jepang saat ini kurang kesabaran karena mereka sering dimanja dan diberikan apa saja yang mereka inginkan oleh orang tua dan kakek-nenek mereka. Menurut harian Asashi, masalah yang terjadi baru-baru ini dari gakkyu hokai (ruang kelas yang gagal) adalah menjadi semakin serius.
Para guru tidak bisa mengontrol murid-murid lagi. Anak-anak, khususnya di sekolah dasar sering tidak mematuhi perintah, menggunakan bahasa kasar pada guru mereka, mengobrol dengan suara keras, dan berjalan-jalan selagi kelas berlangsung. Dengan situasi demikian, kelas yang layak tidak dapat dilaksanakan. Di beberapa kota di tokyo, dua pertiga sd dikatakan menderita masalah ini (“Collapse of the classroom” 1998 p. 17).
Yang membuat masalah semakin buruk ketidaksabaran di antara anak-anak menyebabkan masalah lain, yaitu ketidakhadiran terus-menerus (tõkõ kyohi). Menurut survei yang dilakukan oleh kementerian pendidikan, jumlah tõkõ kyohi permanen di jepang  sd dan smp mencapai 150.000 anak saat ini dan akan terus meningkat pertahunnya. Beberapa orang berkata bahwa siswa tersebut tidak punya kemampuan untuk gambaru, dan jika orang-orang di sekitar mereka mendorong mereka dengan mengatakan 'gambare' mereka cenderung akan menarik diri. Namun, Velisarios berpendapat bahwa mengubah kondisi sosial lebih relevan untuk memahami fenomena ini.
Di ruang kelas di jepang, masa depan adalah sesuatu yang lebih suka anak-anak abaikan. Berkat sistem ketat yang berdasarkan tes, sekitar 80 persen dari semua siswa di Jepang menjadi pecundang pada usia 15 tahun. Mereka adalah orang-orang yang tidak lulus ujian untuk masuk sekolah menengah terbaik. Sebagai tambahan, hal ini membuat mereka membunuh mimpinya untuk masuk universitas terbaik. Dulu, anak-anak dari golongan menengah mudah untuk mendapatkan pekerjaan.  Saat ini, dengan perekonomian Jepang yang menyusut dan pengangguran di antara usia aktif mendekati 10 persen, banyak rata-rata siswa melihat sedikitnya kepentingan untuk tetap berada dikelas. (Valesarious, 1998, p.16)
Di Jepang sekarang ini, orang-orang mulai berpikir bahwa penting untuk memiliki lebih banyak waktu luang. Baru-baru ini, ketetapan kerja 5 hari dalam seminggu sudah menjadi umum, dan standar sekolah 5 hari dalam seminggu juga akan dimulai dari tahun 2002, kementrian pendidikan memutuskan untuk mengurangi hari belajar di sekolah dasar dan sekolah menengah pertama. (“Education in relaxation” 1998, p.1)
Dengan demikian, orang-orang terus bekerja keras, tetapi mereka juga berpikir bahwa ada baiknya untuk memiliki waktu luang, hal inilah mengakibatkan perubahan besar yang terjadi di jepang. Perubahan sikap terhadap gambari.

インドネシアのコンビニ

私はよくコンビニに行きます。一週間に五回ぐらい行きます。なぜなら、いろんな理由がありますから。例えば朝、朝ごはんを食べない時コンビニでパンとスナックを買います。プルサがなくなったらコンビニでプルサを買います。そして、私は名探偵コナンの漫画が好きで、書店が遠いからコンビニでコナンのマンガを買います。

コンビニと言うのはコンビニエンスストアです。インドネシアで1997にコンビニは初めて開けました。このコンビニの名前はINDOMARETです。今有名なコンビニはALFAMARTとINDOMARETです。最近日系コンビニもあります。例えばセブンイレブンとローソンとファミマーは参入しています。

インドネシアのコンビニと日本のコンビニはほとんど違いがありません。しかしインドネシアのコンビニでイートインが充実しています。カフェみたいです。そして薬を売っています。それぞれのコンビニの商品の値段が違います。INDOMARETはALFAMARTより値段が安いです。日系コンビニの商品の値段がとても高いです。日系コンビニで人々は雑談するを使われます。イートインがありますからです。

インドネシアからコンビニがなくなったら、不便だと思います。なぜなら屋台は24時間開いていません。インドネシアに自動販売機がありますからです。そして屋台でデビットが使えません空です。

インドネシアのアルバイト

インドネシアでアルバイトの欠員はあまりありません。なぜなら親は自分の子供に真剣に勉強させますからです。子供たちは高校生の卒業後に仕事か大学に入るか選びます。インドネシアでアルバイトをする学生が貧乏と思いやり。

でも、最近はアルバイトの学生が増えています。多くの会社がアルバイトを提供します。例えば [PIZZAHUT]と[MCDONALD]と[GOJEK]などがあります。lebaranの前にたくさn人々が買い物しますが、学生がスーパーでcashierになります。アルバイトです。

学生時代のアルバイト経験は必ず役に立つと思います。なぜなら社会人になる前にアルバイト経験をしておくと必ずその時の経験が後に何か役に立つことが多いので、私はアルバイトをおすすめします。例えば自信を持てて、時間を管理することができるようになります。

私の高校はPharmachyの専門高校だから、今薬局で働くことです。

Januari 16, 2016

Kokoro no Tomo

Kokoro no Tomo

Kokoro no tomo (teman sejati) apakah kalian memilikinya? Apakah kalian memiliki teman yang bisa kalian katakan sahabat sejati?

Dulu, saat saya masih kecil, mungkin saat itu saya kelas 3 SD. Saya mulai suka membaca novel terjemahan dan buku cerita anak-anak. Di dalam buku anak-anak sering disebut kata ‘sahabat’. Dalam bayangan saya sahabat adalah teman yang sangat dekat sekali sampai saya akan merasa seperti bersaudara dengannya. Sahabat di mata saya adalah orang yang akan mengerti keadaan saya tanpa perlu saya ceritakan, orang yang tidak akan membuat saya merasa malu-malu. Dan sejak saat itu saya menjadikan salah satu teman saya sebagai sahabat.

Namanya Ofi.  Ia memiliki tanggal ulangtahun yang hanya berbeda 7 hari dari hari kelahiran saya. Ofi adalah fans berat Nidji. Ia memiliki hobi yang sama seperti saya, membaca. Kami juga banyak menghabiskan waktu berdua meskipun berbeda kelas dulu. Selain Ofi, saya juga pernah 3 orang teman dekat saat kelas 4 SD. Wihda (teman semeja saya), Putri dan Asti (pasangan semeja di depan saya). Wihda anak yang pintar sekali, tapi mudah emosian. Putri penyuka hal-hal jejepangan (yang saya baru tau di kemudian hari bahwa hal itu dari Jepang), Asti, saya kurang ingat tentang Asti. Yang jelas, mereka bertiga memiliki postur tubuh yang imut-imut sekali, beda dengan saya. Lalu di kelas 6, saya punya 5 orang teman yang bisa disebut geng saya. Rika (yang girly abis), Dea (yang saya ingat selalu dibully oleh kami), Dara (teman se-jemput-an saya dari kelas 1 SD), Fatma & Khansa (teman sebangku). Kami ber-enam sering sekali ke Borobudur Plaza (mall di belakang SD kami) setelah pulang sekolah untuk photobox. Hasil photo-nya kecil-kecil, dibagi-bagi, disimpan di dompet.

Tapi, setelah kami masuk SMP dan berpencar (hanya Fatma & Khansa yang satu SMP lagi), tidak ada lagi yang saling contact dengan saya. Hanya pada awalnya saja lewat FS (friendster) atau sms. Ofi pun demikian, kalau sms saya pun biasanya curhat tentang pacarnya. Saat saya mencoba main ke rumahnya lagi, rasanya berbeda. Ia sendiri yang bilang rasanya kita berubah. Entah apa yang berubah, yang jelas kami sulit menyambungkan pembicaraan lagi.
Lalu SMP, saya masuk SMP yang sangat jauh dari daerah SD saya. Berbeda kota malah. Tadinya saya pikir tidak ada teman dari SD saya sama sekali. Tapi ternyata ada 1 orang. Itupun saya tidak kenal orangnya, hanya tahu nama. Di SMP saya akui, tidak ada yang bisa saya sebut sahabat. Hanya beberapa teman dekat. Saat kelas 7, saya dekat dengan Hesti, Rizka & Ernest. Tapi dari mereka bertiga, saya rasa yang bisa saya sebut sahabat hanya Hesti. Hesti masih sering menghabiskan waktu dengan saya saat istirahat sampai kelas 9 meskipun kami berbeda kelas. Kelas 8 saya dekat dengan Sulung. Namun itupun tidak bertahan lama. Kelas 9, saya mempunyai teman sebangku yang bernama Bella. Kami cukup dekat, dia pintar, saya sering bertanya jawaban padanya. Tapi ada banyak sifat kami yang kurang cocok. Karena itu, entah bagaimana awalnya saya lupa, saya menge-block twitternya saat SMK.

SMK. Saya benar-benar masuk ke dunia baru dan suasana baru. Pada awalnya saya memiliki teman se-meja bernama Elsa. Dia cantik, tapi lagi-lagi sifatnya bertolak belakang dengan saya. Kami duduk se-meja hanya beberapa bulan, kemudian saya pindah meja. Saya bergaul dengan meja baris lain, ada Cici, Rahma dan Kiki. Cici dan Rahma, mereka berasal dari SMP yang sama. Cici orangnya cerewet, tapi anehnya cocok dengan saya. Ia banyak suka penyanyi dari barat, juga film barat. Ia juga senang baca komik. Rahma, awalnya agak pendiam, tapi dia pendengar yang baik. Kiki penyuka Kpop, dia yang membuat saya jadi gila Korea seperti sekarang (saya pernah posting tentang ini). Lalu, yang mengagetkan kami sekelas lagi di kelas 11. Di meja depan saya, ada Galih. Dia perempuan. Orangnya mudah tertawa, dan mudah dibully. Kami sering membully Galih. Namun saat mau naik kelas 12, ada something yang membuat hubungan saya dengan Galih jadi buruk. Di kelas 12, saya semeja lagi dengan Rahma (seperti kelas 11) dan sekelas lagi dengan Cici dan Kiki. Sampai saat ini kami masih berhubungan, meskipun sudah 3 tahun yang lalu kami lulus SMK dan berpencar.

Kuliah, entahlah... Seiring bertambahnya umur, saya sering bertanya apa itu sahabat? Teman seperti apa yang pantas disebut sahabat? Di kampus, saya berusaha berbaur dengan semua. Walaupun ada yang cocok dan tidak cocok dengan pribadi saya, tapi saya berusaha membaur.

Pernah beberapa kali saya punya teman dari luar negeri. Saudi Arabia, Amerika, Meksiko, Thailand, Filipina, Korea. Tapi karena semenjak saya main rp saya jarang main medsos lainnya, kontak mereka hilang.

Oshem, satu-satunya teman RP yang sampai jadi teman RL saya. Dia seorang RP Chanyeol. Saya sering berkeluh kesah dengan dia. Dia memiliki pribadi yang sama dengan saya. Mesikpun sampai saat ini kami belum pernah bertemu langsung, tapi kami masih menjaga kontak.
Saya memiliki pribadi yang aneh, saya akui itu. Saya mudah sekali mengalami mood swing. Perkataan saya sering pedas. Jarang tersenyum. Dan sifat buruk saya adalah kalau sudah tidak suka dengan sifat seseorang susah sekali untuk saya berpura-pura ramah di depan orangnya.

Saya iri dengan orang yang bersifat ceria. Saya iri dengan orang yang mendapatkan banyak respon walaupun hanya memposting hal tidak jelas di medsos. Saya iri dengan banyak hal.
Tapi saya sadar sekarang, mungkin ini efek bertambahnya usia, saya harus memperbaiki diri. Saya harus banyak tersenyum dan menghilangkan sifat buruk saya.

Semoga saya bisa. Semoga saya bisa terus menjaga silaturahmi dengan teman-teman dekat saya. Dan memperbaiki hubungan dengan teman-teman yang saya tinggalkan.