April 02, 2016

Cha-Kaiseki (茶懐石)

 Cha-Kaiseki(茶懐石)

SEJARAH
Pada zaman Kamakura tradisi upacara minum teh (chanoyu) dan ajaran Zen semakin populer. Pada zaman ini, makanan dalam porsi kecil untuk biksu yang menjalani latihan ajaran Buddha Zen disebut Kaiseki. Pendeta Buddha bernama Eisai memperkenalkan teh yang dibawanya dari China untuk dinikmati dengan hidangan Kaiseki.

ISTILAH DAN DEFINISI
Dalam buku A Dictionary of Japanese Food disebutkan 2 macam Kaiseki, yaitu Kaiseki Ryouri (会席料理) dan Cha-Kaiseki(茶懐石). Kaiseki Ryouri adalah hidangan yang disajikan saat pesta sake. Sedangkan, Cha-Kaiseki adalah hidangan yang dibuat untuk menemani saat upacara minum teh.

Arti Kaiseki diambil dari sebuah cerita yang mengatakan bahwa para pendeta Buddha yang menjalankan ajaran Zen dengan sangat disiplin pada zaman dahulu membawa batu panas (seki) di dalam kantong yukata yang mereka gunakan agar mereka dapat menjalankan puasa dengan baik.

Cha-Kaiseki merupakan makanan ringan yang dihidangkan pada saat upacara minum teh dengan maksud untuk mempersiapkan perut sebelum meminum teh. Yang membuat istimewa Cha-Kaiseki adalah ketelitian dalam mempersiapkan dan menyajikannya. Yang harus dihindari dalam Cha-kaiseki adalah ornamen berlebihan. Dalam mempersiapkan Cha-Kaiseki juga harus memperhatikan bahan-bahan yang digunakan agar rasanya tetap segar dan dalam kualitas yang baik. Dan hal lain yang tak kalah unik adalah, setiap menu hidangan dalam Cha-Kaiseki tidak ada pengulangan bahan dan cara memasak (misalnya, dalam Nimono terdapat wortel, maka dalam Kounomono tidak akan ada wortel).

Konsep dasar dari hidangan Cha-kaiseki yaitu ichijuu sansai一汁三菜 (one soup, three side dishes). untuk One soup biasanya adalah Miso soup. Sedangkan Three side dishes biasanya terdiri dari; Mukouzuke向付(sejenis sashimi), Nimono煮物(rebus-rebusan), Yakimono焼き物(makanan yang dibakar), Suimono(sup bening), Hassun八寸(makanan kecil sesuai musim), Yutou, Kounomono香の物(acar sayuran sesuai musim) dan Shiizakana強肴(hot pot).


Tidak semua rumah makan dan kafe di Jepang menyediakan menu Cha-Kaiseki (dan sangat jarang yang menyediakannya). Biasanya menu ini dapat ditemukan di penginapan tradisonal ala Jepang (Ryokan) dan harganya sangat mahal.